JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Rambut rontok sering kali mengganggu aktivitas. Kita harus mengenal apa saja yang menjadi faktor penyebab rambut rontok.
Banyak faktor yang bisa memengaruhi ketidakseimbangan ini.
Perubahan hormon adalah penyebab paling umum kerontokan rambut pada wanita.
Hormon berikut memainkan peran penting dalam kerontokan rambut.
1. Prolaktin
Prolaktin adalah hormon yang diproduksi terutama oleh kelenjar pituitari, yang terletak di dasar otak.
Hormon ini juga diproduksi oleh sistem saraf pusat, sistem kekebalan tubuh, kulit, rahim, bahkan kelenjar susu, yang memiliki beberapa fungsi, terutama produksi susu di payudara setelah melahirkan.
Jadi, selama kehamilan dan menyusui, normal jika kadar prolaktin meningkat.
Selain merangsang produksi ASI, juga mengatur cairan tubuh, mengatur sistem kekebalan, dan memiliki peran penting dalam metabolisme.
Kadar prolaktin normal bervariasi dari 2 hingga 0,025 mg/ml, tergantung pada usia dan waktu siklus menstruasi, tetapi kadar prolaktin yang lebih tinggi dari 0,2 mg/ml dianggap patologis, yang dikenal sebagai hiperprolaktinemia.
Beberapa penelitian melaporkan hiperprolaktinemia bisa menyebabkan kerontokan rambut, termasuk pola kebotakan pada pria (androgenic alopecia).
Sebagai contoh, sebuah penelitian di Jerman menunjukkan hiperprolaktinemia sebagai penyebab kerontokan rambut bersama dengan perdarahan menstruasi yang tidak teratur, seborrhoea (pengeluaran sebum yang berlebihan dari kelenjar sebaceous), dan jerawat yang menetap.
2. Kortisol
Stres bisa secara signifikan berkontribusi pada kerontokan rambut.
Folikel rambut merespons stres dengan mematikan pertumbuhan rambut.
Salah satu akibat stres, yaitu rambut rontok, baru bisa diketahui setelah 2 sampai 4 bulan setelah peristiwa stres itu terjadi.
Hormon penyebab dalam hal ini adalah kortisol atau hormon stres.
Kortisol diproduksi oleh kelenjar adrenal karena respons tubuh melawan atau lari terhadap ancaman, yang mempercepat laju metabolisme tubuh dan meningkatkan kesadaran.
Walau perubahan ini bisa bermanfaat dalam jangka pendek, stres berkepanjangan menyebabkan produksi kortisol lebih tinggi.
Bagaimana tingkat kortisol yang tinggi memengaruhi kerontokan rambut?
Hyaluronan dan proteoglikan adalah elemen kulit penting yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan rambut.
Tingkat kortisol yang tinggi mengurangi sintesis dan mempercepat degradasi kedua elemen kulit ini hampir 40 persen.
Hal ini menyebabkan siklus pertumbuhan rambut yang lebih pendek dan kerontokan rambut yang diakibatkannya.
3. DHT
DHT atau dihidrotestosteron, adalah hormon lain yang bersama dengan kecenderungan genetik menyebabkan kebotakan pola pria.
DHT berasal dari testosteron di bawah pengaruh enzim 5-alpha-reductase.
Enzim ini terdiri dari dua jenis Tipe 1 dan Tipe 2. Tipe 2 terutama terletak di folikel rambut dan mengubah testosteron menjadi DHT.
Pada pria, sekitar 70 persen DHT terbentuk dari konversi testosteron, sedangkan pada wanita, DHT terbentuk dari androstenedion, yaitu hormon steroid yang membuat testosteron dan estrogen dalam tubuh
4. Estrogen
Estrogen memiliki peran penting dalam pola kerontokan rambut wanita, di mana kepadatan rambut di ubun-ubun berkurang secara progresif, tetapi tidak sampai ke tingkat kebotakan.
Jenis kerontokan rambut ini umumnya terlihat pada wanita pasca-menopause.
Dalam sebuah penelitian di Jepang, para peneliti menemukan testosteron dan estrogen menghambat pertumbuhan rambut dan dosis efektif minimum kedua hormon untuk menekan pertumbuhan rambut adalah sekitar 0,05 mg/ml.
Kerontokan rambut setelah melahirkan terlihat pada banyak wanita, karena kadar estrogen meningkat selama dan setelah kehamilan dan kemudian menurun sehingga menyebabkan rambut rontok.
Kelebihan estrogen juga bisa disebabkan oleh obesitas, perimenopause, dan paparan pengganggu endokrin seperti kosmetik, plastik, kontaminan makanan, dan obat-obatan tertentu.(*)
Artikel ini telah tayang di jpnn.com, dengan judul Duh, 4 Hormon Ini Menjadi Penyebab Rambut Rontok Lho