JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Pasca datangnya sejumlah emak-emak ke Dinsos Kota Jambi, beberapa waktu lalu yang mengeluhkan adanya kecurangan dalam penyaluran bantuan di e-warung, akan ditanggapi serius oleh Dinsos Kota Jambi.
Kadinsos Kota Jambi, Noviarman mengaku, pihaknya sedang menjadwalkan mediasi untuk mencari solusi terkait permasalah tersebut. “Jadi ada miskomunikasi ant a ra PKM dengan pengelola E –warung, yaitu ibu-ibu Kelompok Usaha Bersama (KUBE) itu,” sebutnya.
Namun, jika nantinya terbukti melanggar aturan atau kecurangan dalam penyaluran tersebut, dengan tegas dirinya mengatakan akan menggantikan pendamping bantuan sosial di wilayah tersebut.
“Karena ini kali pertama, akan kita berikan peringatan pertama dan akan kita ganti pendamping bansosnya,” kata Noviarman. Untuk di ketahui, pendamping bansos sendiri merupakan Tenaga Kes e jahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang memang tidak memiliki insentif untuk mengelola E-warung. Diharapkan mereka dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggraan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan.
Disamping itu juga terwujudnya koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi program dan kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan; dan terjalinnya kerjasama dan sinergi antara program penyelenggaraan kesejaheraan sosial dan program-program pembangunan lainnya di tingkat kecamatan. Diberitakan sebelumnya, merasa di curangi, s e jumlah emak-emak warga Kelurahan Legok, Kecamatan Danausipin, Kamis (16/12 ) pagi, mendatangi Dinsos Kota Jambi.
Mereka yang datang merupakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Ko t a Jambi. Mereka mempertanyakan penyaluran bantuan di e-warung yang dianggap tidak sesuai.
Bahkan emak-emak ini tampak membawa beberapa bungkus plastik, berisi telur, tomat, dan kentang. Apa yang mereka bawa itu, merupakan yang mereka terima sebagai KPM dari salah satu e-warung di Kelurahan Legok yang bersumber dari APBN pada bulan Desember ini. Mereka kecewa, lantaran diduga ada kecurangan pada volume barang yang seharusnya mereka terima dengan wajar.
Seperti yang dikatakan Hadayah, warga RT 30 Kelurahan Legok, yang juga datang ke Dinsos Kota Jambi. Kata dia, biasanya tiap bulan mereka menerima beras 15 kg, buah pir 1,5 kg, buah salak 1 kg seperempat, dan 15 butir telur. Namun, tiap bulan juga kadang berganti seperti mendapat kacang hijau, kacang tanah dan lainnya. “Ini sekarang telurnya hanya 12, kentangnya setengah kilo, sama tomat 1 kg. Tomat dikasih banyakbanyak untuk apa, yang ada busuk,” kata Hadayah.
Ia dan emak-emak lainnya pun berharap ada upaya lanjut yang dilakukan dinas terkati, dalam hal ini Dinsos Kota Jambi. “Memang tiap bulan itu Rp 200 ribu dalam bentuk barang dan sembako. Tapi melihat yang diterima ini, tidak sampai Rp 2 0 0 r ibu,” jelasnya. Tak puas hanya mendatangi Dinsos Kota Jambi, mereka pun lanjut mendatangi DPRD Kota Jambi, dan melakukan hearing bersama Komisi IV DPRD Kota Jambi. (zen)