JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Menjadi mitra BPJS Kesehatan dalam menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sedari awal, tentu membuat Puskesmas Rawasari memahami betul perkembangan jaminan kesehatan yang diselenggarakan bagi masyarakat.
Fitriana asmita, selaku dokter penanggung jawab Puskemas Rawasari menyebutkan bahwa terdapat perbedaan signifikan atau adanya perkembangan layanan kesehatan sebelum dan sesudah era Jaminan Kesehatan Nasional, dari segi spesifiknya jenis layanan, segmen kepesertaan, bahkan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi dalam pemberian layanan Kesehatan.
"Program JKN-KIS membuat semua masyarakat bisa merasakan jaminan kesehatan. Bahkan masyarakat yang tidak bekerja secara formal juga dapat mendaftarkan diri sebagai peserta program JKN, tentu sangat berbeda dengan pada saat penjaminan kesehatan yang hanya dirasakan oleh pekerja formal,” Sebutnya.
Fitri menambahkan, dalam pelaksanaan program JKN-KIS pun, fungsi Puskesmas sebagai gatekeeper pelayanan kesehatan semakin dikedepankan sehingga Puskesmas dituntut untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat apabila tidak ingin ditinggalkan oleh masyarakatnya yang beralih kepada layanan kesehatan primer yang disediakan oleh pihak swasta.
Karena dalam pelaksanaan Program JKN-KIS, BPJS Kesehatan memberikan kesempatan kepada peserta untuk memilih fasilitas pelayanan kesehatan primer sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan peserta.
Lebih lanjut Fitri menyampaikan dengan semakin meluasnya aksesbilitas masyarakat dalam mendapatkan jaminan Kesehatan dan semakin besarnya cakupan peserta, tantangan yang juga paling dirasakan oleh Puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan adalah bagaimana masyarakat dapat memahami alur pelayanan dan mekanisme penjaminan yang berlaku sesuai ketentuan.
“Karena walaupun sudah 7 tahun program ini berjalan, masih banyak masyarakat yang tidak begitu memahami tentang mekanisme pelayanan, seringkali peserta atau masyarakat datang ke fasilitas kesehatan tingkat pertama hanya untuk meminta rujukan, bukan melakukan perawatan primer, adapula yang datang ke puskesmas tanpa membawa pasien,” sebut Fitri.
Namun semua itu telah biasa dirasakan oleh Fitri beserta petugas kesehatan lain yang bekerja di Puskesmas Rawasari, hal itu tidak menjadi beban yang berarti baginya dan rekan – rekan untuk dapat melayani peserta dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, kondisi ini menunjukkan bahwa penguatan fungsi edukasi bagi pasien serta peserta yang terdaftar pada Puskesmas Rawasari pun harus semakin ditingkatkan.
Dari segi sarana dan prasarana serta kebutuhan teknologi, Puskesmas dituntut untuk terus mengikuti perkembangan, seperti penyediaan antrean secara online, proses entri data kunjungan pasien melalui aplikasi, pendataan pasien yang memiliki riwayat penyakit kronis semua itu muncul sejak kehadiran program JKN – KIS. Dahulu semua kegiatan pemberian layanan kesehatan didata secara manual oleh petugas penanggung jawab, kini semua teknologi ini hadir guna memenuhi perkembangan zaman dan memudahkan kebutuhan peserta.
“Kehadiran program JKN-KIS membuka akses seluasnya bagi masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, sehingga fasilitas kesehatan yang tidak memberikan pelayanan terbaiknya tentu akan ditinggalkan oleh peserta. Untuk itu kami, Puskesmas Rawasari wajib untuk terus berbenah dan memberikan layanan kesehatan terbaik kepada peserta,” tutup Fitri.(*)