KKI WARSI : Tutupan Hutan Jambi Meningkat 14.391 Hektar

Sabtu 18-12-2021,12:00 WIB

 
JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mencatat hingga akhir tahun 2021, kondisi hutan di Provinsi Jambi menunjukkan sedikit perbaikan dibanding tahun sebelumnya.
 
Berdasarkan analisis citra satelit sentinel 2 yang dilakukan unit GIS Komunitas Konservasi Indonesia (KKI), memperlihatkan tutupan hutan membaik menjadi 896.662 ha, meningkat 14.391 ha dibanding tahun 2020 yang mencapai 882.272 ha.
 
“Perbaikan hutan ini, membawa kabar baik untuk pemulihan hutan kita, meski tidak banyak, tetapi paling tidak lagi berlanjut mengalami penurunan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya,” kata Direktur KKI Warsi Rudi Syaf saat menyampaikan Catatan Akhir Tahun 2021 tinjauan Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) Jambi.
 
Menurutnya, selain faktor masih adanya pandemi Covid-19, juga adanya pembakaran lahan tahun ini tidak terlalu banyak terdeteksi. "Saat ini, kita lagi La Nina, yakni musim hujan lebih panjang," ujarnya.
 
Rudi juga menilai, untuk kesadaran masyarakat dalam membakar lahan relatif. "Kayaknya relatif, karena sekarang pemantauan karhutla itu cukup canggih dan hukumannya ketika ditangkap juga relatif tinggi, seperti ATGA yang ditolak kasasinya dan tetap harus bayar miliaran rupiah untuk pemulihan lingkungan," kata Rudi.
 
Dalam kesempatan ini, dia juga menjelaskan perbaikan hutan ini umumnya terjadi di pinggir kawasan konservasi, Pesisir Timur Jambi dan juga pertumbuhan perhutanan sosial. 
 
“Perhutanan sosial merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat, waktu izin diterima tidak semuanya dengan tutupan penuh, ada kawasan yang sudah terdegradasi dan kemudian dengan izin yang diperoleh masyarakat melakukan pengayaan tanaman, sehingga di citra lansat mengidentifikasinya sebagai kawasan dengan tutupan menyerupai hutan, karena bentuknya agroforest,” katanya. 
 
Disebutkannya perbaikan hutan ini, juga timbul pada areal konservasi sejumlah perusahaan hutan tanaman. “Kita mengapresiasi perusahaan yang sudah mengalokasikan kawasan konservasi dan menjaganya dengan baik sehingga bisa terlihat pertumbuhan hutan, tentu ini merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk berkontribusi pada pemulihan lingkungan,” ujarnya. 
 
Lanjutnya, perbaikan mangrove pantai timur, juga merupakan langkah baik untuk menangkal abrasi dan pengendalian kenaikan muka air laut. 
 
Dia mencontohkan, daerah kerja Warsi di Pangkal Babu, Desa Tungkal I Kecamatan Tungkal Ilir. Desa ini dahulunya pernah menjadi ladang tambak udang yang menghilangkan mangrove di pinggir pantainya. Hanya saja kehilangan mangrove ini sudah menyebabkan abrasi melanda Pangkal Babu. 
 
Dengan membangun kesadaran bersama penduduk Pangkal Babu sepakat untuk menghentikan tambak dan kembali menanam mangrove di daerah pesisir. Dalam kurun 16 tahun, mangrove yang ditanam sudah menyerupai hutan alam. “Pertumbuhan mangrove ini, menjadi penting untuk melindungi daerah pesisir,” katanya.
 
Meski tahun ini, Jambi perdana menunjukkan kemampuan menahan laju deforestasi dan degradasi hutan, di sisi lain persoalan Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) juga masih belum mampu dihentikan. 
 
"Ya, kita berharap di tahun mendatang kondisi hutan Jambi makin membaik dan bisa menjadi paru-paru dunia," harap Rudi. (dra)
Tags :
Kategori :

Terkait