Gubernur Jambi Al Haris pun menemui para sopir. Dia juga memberikan pengertian kepada sopir terkait solusi batu bara. Kata dia, Pemprov Jambi terus mendorong dalam terwujudnya pembangunan jalan khusus angkutan batu bara.
Ada beberapa rencana yang disiapkan akan terus mendorong dua investor yang sebelumnya ingin membangun jalan khusus angkutan batu bara. "Investor yang pertama memang murni untuk bisnis, sehingga ketika jalan khusus angkutan batu bara selesai dibangun, para pengusaha batu bara yang melewati jalannya akan membayar restribusi. Investor kedua adalah perusahaan batu bara yang ingin membangun jalan khusus angkutan batu baranya sendiri, sehingga apabila ada perusahaan lain yang melewati jalan tersebut, maka harus membayarkan retribusi kepada perusahaan batu bara yang membangun jalan,” kata dia.
Pemprov Jambi telah menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jambi untuk mengkaji ulang perencanaan Feasibility Study terkait jalan khusus angkutan batu bara ini. Memang sebelumnya telah bersama-sama menandatangani komitmen bersama dalam pengendalian permasalahan angkutan umum batu bara, di mana dalam kesepakatan tersebut salah satunya adalah mengaktifkan jalan Tempino walaupun masih banyak jalan yang perlu diperbaiki.
"Setelah kita aktifkan kemudian arus sudah mulai tertib, tapi terdapat kendala sering macet di daerah Bulian karena terjadinya antrian. Kami akan mengaturnya untuk lebih baik lagi dengan cara yang benar, karena semua ini untuk kenyamanan masyarakat Provinsi Jambi,” sebutnya.
Terkait persoalan besaran upah yang masih minim, Al Haris mengatakan, Pemprov Jambi akan meminta kepada para perusahaan agar menaikkan upah pengangkutan, karena ada keterkaitannya satu sama lain. "Kita akan mengusahakan adanya kenaikan upah pada perusahaan, sehingga para sopir juga mendapat apa yang mereka inginkan," tandasnya. (slt/rib)