JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAMBI – Wali Kota Jambi, Syarif Fasha angkat bicara terkait protes sejumlah warga di Puskesmas Pakuanbaru. Ini terkait proses vaksinasi yang dianggap dicurangi. Ia meminta kepada pemilik media sosial khususnya, agar jangan terburu-buru menghakimi.
“Ya sebelumnya terima kasih kepada masyarakat. Namun, para pemain media sosial, kami ingatkan jangan keburu menilai pelayanan Puskesmas salah dan lainnya,” sebut Fasha, Senin (12/7).
Ia meminta, masyarakat dapat menghargai mereka, khususnya tenaga kesehatan di Puskesmas yang sudah cukup lelah menangani Covid-19. “Orang datang hari ini tidak bisa langsung divaksin. Datang mendaftar dahulu, kemudian tahu jadwal vaksinnya kapan. Bukan datang langsung divaksin ya,” jelas Fasha.
Ia pun meminta kepada masyarakat, khususnya warga Kota Jambi untuk dapat memaklumi hal ini. Di samping memang saat ini antusias warga untuk ikut vaksinasi cukup tinggi.
“Selain itu kita tidak bisa vaksinasi massal karena masih masa PPKM. Ini tanggung jawab Puskesmas, karena kami bebani per hari mulai 100 sampai 150 orang untuk divaksin,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga murka dan sempat bersitegang dengan pihak Puskesmas Pakuanbaru, lantaran mereka tidak mendapatkan antrean vaksinasi. Sejumlah warga yang ada dalam video mengatakan dan mempertanyakan SOP Puskemas Pakuanbaru. Pasalnya mereka menilai, pihak Puskesmas terkesan pilih kasih terhadap warga yang mau divaksin.
Di mana, lebih dari lima warga yang ada dalam video tersebut diketahui telah mendaftarkan diri dan dijadwalkan untuk divaksin Sabtu (10/7) lalu. Mereka tiba sekira pukul 06.20, namun ternyata pendaftaran sudah ditutup dan pihak Puskesmas menyatakan hanya ada 78 kuota warga yang akan divaksin hari itu.
Seorang pria memakai jaket warna abu-abu pun dengan tegas mempertanyakan SOP di Puskesmas tersebut. Termasuk proses pendaftaran. Hanya saja, terlihat dalam video itu pihak Puskesmas kesulitan memberikan jawaban yang lugas, sehingga lebih menyulut kekesalan warga.
Atas kejadian itu, warga yang datang tersebut menilai, pihak Puskesmas telah memberikan kupon antrean kepada warga lain tanpa melalui prosedur yang tepat. Sementara itu, seorang pria yang mengenakan baju kuning celana pendek, diduga seorang pegawai Puskesmas mengatakan dihadapan warga, pihaknya per hari hanya menerima 100 hingga 200 orang untuk divaksin.
Namun kembali dijawab warga, mereka saat datang dikabarkan pendaftaran sudah tutup. Dan mereka diberi tahu kuotanya hanya untuk 78 orang. Nada bicara pun semakin tinggi, ketika pria berbaju kuning itu sudah membagikan kupon (nomor antrean, red) terlebih dahulu. (zen)