JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Banyak cara yang dapat dilakukan bagi Aperatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Jambi, jika telah memasuki masa purna bakti. Hal itulah yang diharapkan Wakil Wali Kota Jambi, Maulana.
Para ASN diharapkan dapat mempersiapkan diri menghadapi masa purna bakti mereka. Namun ditegaskan Maulana, pensiun itu bukan memisahkan diri sebagai ASN.
“Tapi dalam konteks pengabdian sebagai ASN telah usai. Pengabdian baik diri kita, keluarga dan lingkungan apalagi kepada tuhan tidak ada pensiun,” kata Maulana.
Maka dari itu, dengan masa purna bakti yang akan dijalankan para ASN, dapat memotivasi diri mereka dengan pengalaman yang banyak selama menjadi ASN.
“Tentu pengalaman tadi bisa dimanfaatkan di lingkungan tempat tinggal. Baik itu menjadi tokoh adat, tokoh agama. Konteks-konteks inilah yang kita sampaikan agar para ASN yang masuk masa purna bisa benar-benar siap dan produktif,” jelasnya.
Sebab, bagi sebagian orang, berakhirnya masa kerja seringkali dianggap sebagai kenyataan yang kurang menyenangkan. Sehingga menjelang masanya tiba, mereka sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan seperti apa yang akan dihadapi kelak.
“Oleh karenanya, sering terjadi orang yang memasuki masa purna bakti bukannya bisa menikmati kehidupan dengan lebih santai, lebih bahagia tetapi sebaliknya, justru ada yang mengalami problem serius baik kejiwaan maupun fisik. Gejala ketidaknyamanan,” timpal Maulana.
Lebih lanjut, masa purna bakti sebut Maulana seharusnya disambut dengan antusias sebagai pintu gerbang untuk memasuki lingkungan yang lebih beragam dan penuh tantangan. Untuk itu perlu adanya suatu persiapan yang matang dalam menghadapi dan mengelola peluang yang menjadi obsesi terpendam selama ini.
“Sehingga, nantinya bagi orang yang akan memasuki purna bakti dapat menghadapi semua tantangan menjadi suatu peluang menuju keberhasilan selanjutnya,” sebutnya.
Dijelaskan Maulana, penting memiliki kesadaran tenang persiapan masa purna bakti dalam berbagi aspek. Sehingga diharapkan terhindar atau paling tidak meminimalkan dari dampak-dampak yang berakibat kurang baik terutama dari aspek psikologis.
“Agar lebih siap dalam menjalani masa purnabakti dengan penuh percaya diri dan bahagia. Mereka mampu membuka wawasan mengenai berbagai usaha yang dapat dijadikan referensi saat masa purna nanti,” tutupnya. (zen/rib)