JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pakar kehutanan Universitas Jambi, Forst Bambang Iriawan, mengatakan program perhutanan sosial dapat menjadi solusi terhadap masalah konflik lahan karena masyarakat memiliki legalitas dalam mengelola lahannya.
Namun, agar program ini berjalan baik, sangat penting untuk melakukan penguatan kemampuan masyarakat. Di antaranya, penguatan kelembagaan kelompok tani hutan, kapasitas serta kemampuan petani hutan dan permodalan. Seluruh komponen ini membutuhkan kerja sama yang terintegrasi antara perusahaan, pemerintah, petani, dan akademisi.
Bambang mengatakan, izin perhutanan sosial yang dikeluarkan pemerintah sebenarnya sudah banyak. Hanya, kapasitas masyarakat pengelola hutan yang belum mumpuni.
Akibatnya, konsep perhutanan sosial pun belum bisa diimplementasikan secara optimal. Sebaliknya, jika program ini berjalan dengan baik, maka yang akan mendapatkan manfaat tidak hanya masyarakat, tetapi program perhutanan sosial ini juga berdampak positif kepada perusahaan. Dengan perhutanan sosial, konflik lahan yang sering terjadi bisa terselesaikan.
BACA JUGA:Kapolda Jambi Cek Penyaluran Dana Bantuan Tunai untuk PKL di Bungo, Ini Pesannya
BACA JUGA:Airlangga Lepas 20 Bus Program Mudik Gratis Partai Golkar
Seperti yang tengah dikembangkan PT Royal Lestari Utama (RLU), perusahaan karet alam berkelanjutan terus mendorong petani karet sekitar kawasan hutan untuk bergabung dalam program pemberdayaan Community Partnership Program (CPP) yang dilakukan oleh perusahaan.
Melalui program pemberdayaan tersebut, pendapatan petani meningkat rata-rata 30 hingga 40 persen dari pendapatan mereka sebelum bergabung dalam program.
“Pemberdayaan terhadap petani karet di dalam dan di sekitar kawasan hutan ini adalah bagian dari program Community Partnership Program (CPP) . Hal ini sekaligus menjadi wujud komitmen kami untuk mendukung program perhutanan sosial yang dicanangkan oleh Pemerintah agar masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan dapat mengelola dan memanfaatkan kawasan hutan,” kata Yasmine Sagita, Direktur Sustainability, Corporate Affairs, dan HR PT Royal Lestari Utama (RLU).
Jumlah kepala rumah tangga petani binaan PT Royal Lestari Utama (RLU) juga terus meningkat. Pada tahun 2021 jumlah kepala rumah tangga petani yang terlibat dalam program Community Partnership Program (CPP) ini mencapai 229 tumbuh dibanding tahun 2019 hanya 33 kepala rumah tangga petani.
BACA JUGA:Waduh Pos PAM Lebaran di Rantauikil Jujuhan Roboh, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Dua Pemudik Tujuan Medan, Alami Laka Tunggal di Muarabungo, Ini Kronologisnya
Yasmine menjelaskan dalam program Community Partnership Program (CPP) ini petani secara berkelanjutan mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas termasuk teknik budidaya dan penyadapan karet yang tepat. Petani juga mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kebun karet mereka.
Tidak hanya itu, PT Royal Lestari Utama (RLU) juga mengembangkan program agroforestri yang merupakan model budidaya tanaman karet atau tanaman kayu lainnya yang dipadukan dengan pertanian usia pendek atau perikanan dan peternakan.
Program agroforestri selain mendorong adanya intensifikasi dan produktivitas lahan juga bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga. Untuk kelancaran jalannya program ini telah terbentuk dua unit koperasi karyawan PT Royal Lestari Utama (RLU) di Jambi dan Kalimantan Timur. Melalui koperasi karyawan ini, hasil panen petani sekitar kawasan hutan dapat diserap, diantaranya 137.650 kg beras, 6.843 kg sayuran, 771 kg cabai merah dan 38 kg ikan.