JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Para pendukung Manchester United (MU) sedang merasakan malu luar biasa. Bagaimana tidak, tim sekecil Brighton bisa empat kali merobek jala gawang raksasa Liga Inggris tersebut.
Tak sekadar kebobolan empat gol, pasukan Ralf Rangnick juga tak sanggup membalas. Ragam catatan buruk menyertai langkah MU setelah pertandingan tersebut.
Kini, banyak pihak yang ramai-ramai memberi nasehat kepada manajemen dan tim pelatih MU. Satu di antaranya datang dari pemerhati sepak bola asal Inggris, Casey Evans.
Ia menyarankan agar MU meniru pola permainan Liverpool dan Man City. Casey Evans menegaskan, MU tak perlu malu ketika harus meng-copy paste alur pergerakan bola dan pemain ala dua musuh bebuyutan itu.
BACA JUGA:Sea Games: Timnas Indonesia Wajib Menang dari Timor Leste
BACA JUGA:Di Sisa Akhir Masa Jabatannya, Bupati Cek Endra Minta Ini ke Pegawai Pemkab Sarolangun
Satu di antara pola yang bisa menjadi alternatif strategi MU musim depan adalah hal dasar ketika bertahan atau kehilangan bola. Bersua Brighton menjadi pelajaran berharga bagi armada Ralf Rangnick.
Manchester Evening News mencatat, para pemain MU sangat lemah ketika kehilangan bola, atau ada daerah yang ter-ekspos lawan akibat ditinggal pemain. Kondisi itu berbeda dengan apa yang terjadi di Man City serta Liverpool.
Empat gol Brighton mencerminkan kesalahan di area belakang akibat tak ada komunikasi antara pemain yang meninggalkan pos, dengan penggawa terdekat. Contohnya terjadi pada gol Moises Caicedo.
Sang gelandang Brighton mendapat ruang terlalu luas, sehingga bisa meluncurkan sepakan terukur ke pojok kanan yang menembus jala MU. Pattern itu juga yang terjadi pada gol Marc Cucurella dan Pascal Gross.
BACA JUGA:Ada Biaya Tambahan Uang Pelunasan Jemaah Haji, Ini Penjelasannya
BACA JUGA:Mengenal Jodah Gedang, Panganan yang Diburu di Sarolangun Selama Arus Mudik Lebaran
Pada tiga gol tersebut, pemain sayap MU seolah lupa turun membantu pertahanan. Sementara itu, Nemanja Matic dan Scott McTominay terlambat atau bahkan tak menyadari ada lubang di area itu.
Jika di Liverpool atau Man City, kemungkinan ter-ekspos tak banyak. Casey Evans memberi contoh di Liverpool, ketika Trent Alexander-Arnold sedang menyerang, selalu ada gelandang yang memerhatikan ruang kosong tersebut, biasanya Jordan Henderson dan Fabinho.
Berbekal kondisi ini, Casey Evans menganggap MU wajib mendatangkan gelandang bertahan mumpuni yang bisa membaca permainan. Hal ini juga mengantisipasi Matic yang menua, dan McTominay yang kadang tak peduli. (slt)