Sebab, tersedianya produk bersertifikat halal hanya terwujud dengan diterapkannya standar halal melalui mekanisme sertifikasi halal bagi produk yang berupa barang maupun jasa.
BACA JUGA:Pipa di Talang Jauh Bocor Akibat Laka Tunggal, Lurah: Saat Ini dalam Perbaikan
BACA JUGA:Demi Wanita Asal Jambi, Bule Brazil Ini Rela Jadi Mualaf
"Misalnya destinasi wisata halal di Lombok, di sana telah tersedia hotel-hotel dengan resto-resto yang telah bersertifikat halal, kuliner di sana yang juga menjadi daya tarik wisatawan juga halal, dan lain sebagainya. Semuanya membentuk ekosistem wisata halal," kata Aqil Irham.
Data DinarStandard dalam laporan Ekonomi Islam Global 2020/2021 yang dipublikasi melalui Salaam Gateway pada November 2020, mencatat bahwa pada 2019, sebanyak 200,3 juta perjalanan telah dilakukan wisatawan muslim global, dengan pengeluaran sebesar 194 miliar dolar AS.
Artinya, ungkap Aqil Irham sebagaimana dilansir laman Kemenag RI, bahwa wisatawan muslim dunia menjadi potensi pasar yang besar.
Apalagi, jumlahnya terus meningkat sehingga meningkat pula potensi nilai belanjanya.
BACA JUGA:Demi Wanita Asal Jambi, Bule Brazil Ini Rela Jadi Mualaf
BACA JUGA:Ini Pentingnya Membedakan Oli Motor Matik Dengan Manual
Peluang wisata halal saat ini juga telah menjadi perhatian khusus dari sejumlah negara bukan anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI); misalnya: Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan.
Sebab, sektor wisata halal dipastikan dapat mendorong industri wisata yang menggenjot pertumbuhan ekonomi. Berbagai upaya terus mereka lakukan dalam peningkatan kualitas pelayanan wisata halal.
"Kita sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia tentu memiliki modal besar untuk menjadi yang terdepan dalam wisata halal. Karenanya, program percepatan sertifikasi halal yang sedang kita jalankan dengan target 10 juta produk tersertifikasi halal sangatlah relevan dalam upaya penguatan wisata halal kita," tandasnya.
Dengan diterapkan mandatory sertifikasi halal ini, sudah semestinya sertifikasi halal dapat meningkatkan pertumbuhan produk halal yang implikasinya meningkatkan kinerja sektor-sektor ekonomi nasional, termasuk wisata halal.
BACA JUGA:Aksi Bela UAS, Massa Tuntut Ini ke Singapura
BACA JUGA:Tokoh NU Sindir Keras Eks Menag Lukman Hakim Terkait UAS
Untuk itu, salah satu kunci utama dalam mendorong pertumbuhan produk halal nasional adalah dengan melakukan akselerasi sertifikasi halal. (slt)