"Mereka ingin menghapus perempuan dari kehidupan sosial dan politik," tutur Farida.
BACA JUGA:Tahun 2027, Korlantas Targetkan Seluruh Kendaraan Sudah Pakai Pelat Nomor Putih
BACA JUGA:Disebut Ambil Alih Kewenangan BPSK, OJK Jambi Beri Tanggapan, Isinya Bikin Adem
"Tidak apa-apa kami Muslim, kami mengenakan jilbab, kami menyembunyikan rambut kami, tetapi sangat sulit bagi seorang presenter untuk menutupi wajah mereka selama dua atau tiga jam berturut-turut dan berbicara seperti itu," tambahnya.
Seorang juru bicara Kementerian Kebaikan dan Kebajikan Taliban, Akif Muhajer, menggambarkan langkah itu sebagai sebuah 'saran'.
"Tanggal terakhir untuk penutup wajah untuk presenter TV adalah 21 Mei," ujarnya dikutip dari Reuters.
Muhajer tidak menanggapi pertanyaan tentang konsekuensi tidak mengikuti saran.
BACA JUGA:Disebut Ambil Alih Kewenangan BPSK, OJK Jambi Beri Tanggapan, Isinya Bikin Adem
BACA JUGA:Kapolda dan Ketua Bhayangkari Daerah Jambi Hadiri Perayaan HUT ke-42 Yayasan Kemala Bhayangkari
Ia mengatakan presenter wanita bisa memakai masker wajah yang sudah banyak digunakan selama pandemi Covid-19.
Beberapa presenter wanita keberatan dan menolak untuk mematuhi, tetapi mengatakan bahwa mereka mengalah setelah saluran tersebut ditekan oleh pejabat Taliban dan diberitahu jika mereka tidak melakukannya.
Pada akhirnya mereka harus memecat para wanita atau memindahkan mereka ke pekerjaan lain.
Ada kekhawatiran bahwa Taliban akan segera mencoba untuk melarang presenter perempuan bersama-sama.
BACA JUGA:Polisi Pastikan Kondisi Kejiwaan Ibu Tiri Pelaku Penganiayaan Terhadap Anaknya Dalam Kondisi Baik
BACA JUGA:Tak Ada Kewenangan Selesaikan Kisruh, Ketua BPSK Sarolangun Bilang Seperti Ini
Ketika Taliban berkuasa kembali pada tahun 2021, mereka mengklaim bahwa itu tidak sama seperti ketika memerintah negara itu dari tahun 1996 hingga 2001.