Pengamat Nilai Masyarakat Kurang Edukasi Terhàdap Digitalisasi di Industri Transportasi

Sabtu 04-06-2022,17:43 WIB
Reporter : Surya Elviza
Editor : Surya Elviza

JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID -Masyarakat Indonesia saat ini dinilai masih kurang memiliki edukasi terhadap digitalisasi industri khususnya di bidang transportasi.

  Hal inipun diakui oleh Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah yang mengatakan bahwa digitalisasi di industri transportasi harus dilakukan.   Menurutnya, selama ini sistem digitalisasi kurang sosialisasi dan edukasi masyarakat.   Karena itulah masih banyak masyarakat yang bingung terkait digitalisasi ini, terlebih ketika digitalisasi terkait pembelian tiket transportasi.   BACA JUGA:Ayo Ikuti City Touring dan Nobar Moto GP Catalunya di Yamaha FSS   BACA JUGA:Polres Kerinci Gelar Latihan Simulasi Sistem Pengamanan Kota   Pasalnya, digitalisasi yang akan mempercepat dan mempermudah aktivitas masyarakat ke depannya.   Dirinya mencontohkan digitalisasi di industri penyeberangan laut. Menurut dia, digitalisasi sudah harus diterapkan dan layanan harus ditingkatkan.   “Angkutan orang dan barang dipisah. Misalnya untuk angkutan orang fokus di Merak dan Bakauheni, sedangkan untuk barang di Tanjung Priok dan Pelabuhan Panjang,” katanya.   Contoh lainnya, penerapan digitalisasi terbaru adalah kebijakan Multi Lane Free Flow (MLFF), yaitu proses pembayaran tol tanpa berhenti.   Nantinya, masyarakat tak akan repot-repot mengeluarkan kartu elektronik ketika memasuki atau keluar dari gerbang tol.  
Transaksi menggunakan kartu elektronik tersebut kabarnya harus memakan waktu 10 detik per mobil. Dengan adanya teknologi MLFF, waktu tunggu menjadi 4 detik.
 
Saat ini sistem digitalisasi sudah mulai terintegrasi dengan moda lain, namun masih banyak kelemahannya.
 
Keberadaan cashless juga mempermudah tugas pemerintah dalam mengelola dan mengawasi transaksi dari kegiatan ekonomi masyarakatnya.
 
Terlebih, laporan-laporan transaksi dan perdagangan ekonomi bisa diakses dengan menggunakan laporan elektronik. 
 
Transaksi dengan menggunakan sistem cashless tidak melibatkan perpindahan uang secara fisik, sehingga hal ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya korupsi dan kolusi di antara pihak-pihak yang melakukan transaksi.
 
"Terutama transaksi yang berkaitan dengan pelayanan publik seperti transportasi. Sehingga, sistem cashless menjadi sangat penting dan perlu didukung banyak pihak," tutur pengamat transportasi Djoko Setiawarno.
 
BACA JUGA:Niat Ajak Nyanyi Bareng, Nissa Sabyan Malah Disoraki Pengunjung, Begini Reaksinya
 
BACA JUGA:Eril Dinyatakan Meninggal, Sang Kekasih Nabila Ishma Tulis Pesan Haru: You're gonna live forever in me
 
Sistem tersebut sudah dilakukan di semua bisnis transportasi di bawah BUMN, baik penerbangan, penyeberangan, dan jalan tol.
 
Walaupun di industri transportasi penyebrangan laut implementasinya dilakukan jauh setelah industri penerbangan dan jalan tol, namun hal tersebut perlu diapresiasi seperti dikutip dari jpnn.com.
 
Ke depannya, yang harus diperhatikan untuk cashless ini, di angkutan kapal penyeberangan harus ada sinergi antara penjuakan tiket dengan jadwal kapal, sehingga ASDP akan semakin kuat,” jelasnya.(viz)
Tags : #transportasi #modern #industri #digitalisasi industri #digitalisasi
Kategori :

Terkait

Terpopuler

Terkini