Seperti sanksi yang diterima oleh para pelanggar protokol kesehatan tahun lalu.
BACA JUGA:Anggota BNN Gadungan Diringkus Polisi, Ini Sebabnya
“Sanksi masih kami diskusikan dengan teman-teman semuanya. Dari perguruan tinggi maupun jaksa pengacara negara,” katanya.
Eri tak mau sanksi tersebut disalahpahami dan tidak mendidik dan kedepannya ia telah menyiapkan satu kampung percontohan KTR.
Pakar Komunikasi Politik Unair Suko Widodo mengungkapkan bahwa ia setuju dengan penerapan perda terbaru itu.
“Saya sepakat bahwa orang merokok itu harus diatur sehingga tak sampai mengganggu yang lain. Perda itu lahir dari asesmen publik juga,” katanya.
BACA JUGA:Dua Pelaku Pungli di Kumpeh Gunakan Uang Hasil Kejahatan Untuk Beli Rokok dan Miras
BACA JUGA:Lagi, Indonesia Ekspor 670 Kilogram Cecak ke Hong-Kong, Ternyata untuk Bahan Obat Herbal
Para perokok dan yang tidak merokok perlu mendapat fasilitas yang sama.
Semua harus berdasarkan perhitungan terhadap kenyamanan sekitar.
“Jangan terlalu ketat seperti di Singapura. Wong yang merokok dan tidak kan sama-sama bayar pajak,” jelasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Disway.id, dengan judul Denda Rp 50 Juta Merokok di Sembarangan Tempat, Berlaku 20 Juni 2022