Menjawab kebutuhan tersebut, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan berpendapat peran perbankan masih sangat diperlukan untuk menyalurkan kredit ke sektor energi fosil termasuk batu bara.
BACA JUGA:PLN Mobile Raih Penghargaan Marketeers Omni Brands of the Year 2022
BACA JUGA:Rangkaian Hari Bhayangkara ke-76, Polda Jambi Gelar Lomba Menembak
Menurutnya, hal ini menjadi dasar yang sangat kuat bagi perbankan untuk tetap mendukung energi fosil lantaran masih sangat krusial baik bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sekalipun penjawab lonjakan kebutuhan energi dari luar negeri.
"Sejauh ini tidak ada larangan bagi dunia perbankan dalam negeri terhadap pembiayaan batu bara di dalam negeri termasuk yang saat ini ramai dibicarakan ketika perbankan memberikan fasilitas pinjaman terhadap perusahaan di sektor batubara," katanya.
Menurutnya, perbankan di Indonesia selama ini telah menggunakan skema bisnis yang benar dalam mendukung kinerja perusahaan batu bara.
Bahkan, perbankan di Indonesia khususnya Himbara termasuk salah satu bank yang memiliki Standar Prosedur Operasional (SOP) yang ketat sebelum menyalurkan dukungan pembiayaan kepada sektor energi fosil.
BACA JUGA:Telkomsel Ajak Pelanggan Berinternet Nyaman dengan Layanan 4G/LTE
BACA JUGA:Istilah Celeng Tidak Lagi Berlaku di PDIP, Ganjar dan Bambang Pacul Salam Komando
Di samping itu, batu bara kata Mamit masih menjadi sumber kekayaan alam yang dibutuhkan oleh Indonesia termasuk dunia. Penggunaan batu bara kian masif dilakukan di tahun ini seiring dengan adanya ketidakpastian pasokan energi fosil lainnya akibat perang Rusia - Ukraina.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia juga diketahui terus mengoptimalkan kekayaan alam yang dimiliki termasuk batu bara. Upaya ini dilakukan dengan mempersiapkan langkah Net Zero Emission atau netral karbon pada 2060.
"Ini kesempatan bagi kita sebagai negara eksportir batu bara terbesar. Harusnya dioptimalkan sebesar-besarnya potensi batu bara yang kita miliki sampai pada titik tidak boleh digunakan," ujarnya.
Di sisi lain, perbankan Tanah Air sedang menggencarkan green financing untuk mendukung upaya percepatan penggunaan energi terbarukan di dalam negeri.
BACA JUGA:Hanya 150 Unit di Dunia, Indian FTR 1200 Stealth Grey Resmi Mengaspal
BACA JUGA:Robby Darwis Kenangan Laga Persib Vs AC Milan di Era 90an
"Green financing saat ini sedang berjalan dan saya mendukung hal tersebut. Hanya saja, jangan sampai kekayaan alam yang kita miliki tidak bisa dioptimalkan karena kendala pendanaan," terangnya.(*)