JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Pengarang ternama asal Indonesia, yakni Mochtar Lubis wafat pada 2 Juli 2004 lalu.
Selain menjadi pengarang ternama, almarhum Mochtar Lubis juga diketahui berprofesi sebagai seorang jurnalis pada masanya.
Dari berbagai sumber yang dikumpulkan Jambi-Independent.co.id, Mochtar Lubis lahir pada 7 Maret 1922 lalu.
Dia merupakan lulusan HIS dan Sekolah Ekonomi Kayu Tanam yang belajar tentang jurnalisme dan beberapa bahasa asing secara autodidak.
BACA JUGA:Menko Airlangga Apresiasi Pembangunan Rumah Sakit di Cilacap
BACA JUGA:Mau Punya SIM Internasional? Ini Cara Pembuatannya, Biayanya Cuma Rp250 Ribu
Mengutip pada laman Wikipedia.org, sejak zaman pendudukan Jepang ia telah dalam lapangan penerangan. Ia turut mendirikan Kantor Berita ANTARA, kemudian mendirikan dan memimpin harian Indonesia Raya yang telah dilarang terbit.
Ia mendirikan majalah sastra Horizon bersama kawan-kawannya. Namun sayang, pada waktu pemerintahan rezim Soekarno, ia dijebloskan ke dalam penjara hampir sembilan tahun lamanya dan baru dibebaskan pada tahun 1966.
Pemikirannya selama di penjara, ia tuangkan dalam buku Catatan Subversif (1980). Masih pada lama Wikipedia.org, MOchtar Lubis juga pernah menjadi Presiden Press Foundation of Asia, anggota Dewan Pimpinan International Association for Cultural Freedom (organisasi CIA), dan anggota World Futures Studies Federation.
Novelnya, Jalan Tak Ada Ujung (1952) diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh A H John menjadi A Road With No End, London (1968), mendapat Hadiah Sastra BMKN 1952.
BACA JUGA:Ini Pemicunya, BPS Catat Inflasi Juni 2022 Sebesar 0,61 Persen
BACA JUGA:Suhu Dataran Tinggi Dieng Minus 1 Derajat Celsius, Fenomena Embun Es Muncul
Cerpennya Musim Gugur turut menggondol hadiah majalah Kisah tahun 1953; kumpulan cerpennya Perempuan (1956) mendapatkan Hadiah Sastra Nasional BMKN 1955-1956; novelnya, Harimau! Harimau! (1975), meraih hadiah Yayasan Buku Utama Departeman P & K.
Selanjutnya, novelnya berjudul Maut dan Cinta (1977) meraih Hadiah Sastra Yayasan Jaya Raya tahun 1979. Selain itu, Mochtar juga menerima Anugerah Sastra Chairil Anwar (1992).
Tak sampai di situ, ia bersama sejumlah cendekiawan, mendirikan Yayasan Obor Indonesia, sebuah penerbit buku. Pidato kebudayaannya pada tanggal 6 April 1977 di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta dituangkan dalam sebuah buku yang berjudul Manusia Indonesia.
BACA JUGA:Selamat! Teknik Geofisika FST Unja Raih Akreditasi Baik dari BAN-PT
BACA JUGA:AHM Luncurkan New Honda ADV160, Skutik Penjelajah Semakin Berkelas
Buku yang diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia (YOI) ini mendapat pro dan kontra dari masyarakat karena mengungkap stereotipe manusia Indonesia, terutama sifat-sifat negatifnya.
Karya-karya monumental Mochtar Lubis kerap menunjukkan keberpihakannya kepada kemanusiaan, kepada pelestarian lingkungan alam, dan kepada keadilan. Karya-karya tersebut di antaranya adalah novel Jalan Tak Ada Ujung (1952), kumpulan cerita pendek Perempuan (1956), novel Harimau! (1975) dan lainnya. (*/zen)