MUARABUNGO, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Di samping harga cabai yang tinggi, ternyata kebutuhan cabai di Kabupaten Muarabungo juga cukup banyak.
Plt Kadis Ketahanan Pangan Kabupaten Muarabungo, Sofyan Ma’as menyebutkan, kebutahan cabai per harinya mencapai 8 ton.
Hanya saja disebutkannya, petani Bungo hanya bisa menyumbang 20 persen dari kebutuhan tersebut. Selebihnya didatangkan dari Kabupaten Kerinci, Curug, Solok Sumatera Barat.
“Sementara untuk saat ini Kabupaten Kerinci dan Solok pun kekurangan produksi cabai, karena petani cabai banyak gagal panen,” jelasnya.
BACA JUGA:Viral Video 2 Mobil Kecelakaan di Dekat Transmart Jambi, Begini Kondisi Pengendara
BACA JUGA:Bank Sentral Malaysia Naikkan Suku Bunga, Terimbas Situasi di Ukraina dan China
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk menanam tanaman cabai di lingkungan rumah masing-masing sebagai upaya terwujudnya ketahanan pangan mandiri.
“Kita juga sudah berkoordinasi terkait produksi cabai Jawa, agar dikirim ke Jambi,” pungkasnya.
Untuk itu, pihaknya juga meminta agar tiap dusun atau desa bisa memanfaatkan Dana Desa (DD) masing-masing.
Salah satunya untuk ketahanan pangan maupun hewani, dikondisi harga cabai yang terus meninggi di pasaran Muarabungo.
BACA JUGA:Minta Maaf, Wings Air Stop Rute Kendari-Wakatobi
BACA JUGA:Ajak Datuk Rio Manfaatkan Dana Desa, Ini Arahan Dinas Ketahanan Pangan Muarabungo
Ini juga sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 tahun 2021 mengamanatkan serta mewajibkan setiap desa untuk, memanfaatkan 20 persen dana desa sebagai program ketahanan pangan dan hewani.
Kata dia, untuk mengatasi lonjakan harga yang berkepanjangan mengajak datuk Rio (kades) kabupaten Bungo bisa memanfaatkan Dana Desa (DD) yang diperuntukan untuk ketahanan pangan maupun hewani. (mai/zen)