Sang pembunuh juga membantah bahwa penembakan itu bermotif politik.
BACA JUGA:Sempat Dilecehkan Brigadir Yosua, Ini Profil Putri Candrawathi Istri Kadiv Propam Polri
BACA JUGA:Curhat Jelang Hari Pernikahannya, Via Valen Bilang Begini
Abe (67) memberikan pidato virtual pada acara Rally of Hope yang diadakan oleh kelompok agama pada 12 September 2021.
Kelompok kontroversial, yang dikenal dengan pernikahan massal yang diadakan antara orang asing kebanyakan, sering digambarkan sebagai aliran sesat yang dimotivasi oleh keuntungan finansial.
Pendiri organisasi keagamaan, Moon Sun Myung, telah menyatakan dirinya sebagai mesias, dan mengklaim bahwa dia adalah seorang utusan Yesus Kristus.
Ketua gereja cabang Jepang kemudian mengkonfirmasi bahwa ibu si pembunuh adalah anggota, tetapi menolak untuk menjelaskan lebih lanjut tentang "sumbangan besar" yang diduga dia berikan lebih dari 20 tahun yang lalu.
BACA JUGA:Bolos Kerja 10 Hari Langsung Pecat, Ini Aturan Terbaru Kerja PNS Yang Makin Ketat
BACA JUGA:Usai Dipolisikan, Manajemen Karaoke Ayu Ting Ting Siap Lapor Balik
Yamagami juga dilaporkan memeriksa YouTube saat membuat senjata rakitan yang dia gunakan untuk menembak mati Abe, menurut Kyodo News.
Dia juga telah menguji senjata api di fasilitas gereja.
Sebelumnya, Tetsuya Yamagami mengaku, bahwa awalnya, ia berencana membunuh mantan perdana menteri Jepang, Shinzo Abe menggunakan peledak saat menghadiri acara di Okayama.
"Saya berencana membunuh mantan PM di sana (Okayama, tapi saya lihat ada prosedur pendaftaran di pintu masuk dan saya rasa akan sulit untuk masuk," ungkap Yamagami kepada penyelidik, berdasarkan laporan NHK.
BACA JUGA:Seorang Warga di Lebak Banten Ngaku Sebagai Dewa Matahari, Larang Masyarakat Untuk Salat
BACA JUGA:Polres Jaksel Sudah Terima Laporan Istri Irjen Pol Ferdy Sambo : Isinya Agak Sensitif
Merasa sulit untuk masuk, Yamagami akhirnya memutuskan untuk melancarkan aksinya di Nara, di mana Abe dijadwalkan berpidato kampanye di dekat Stasiun Yamato Saidaiji pada Jumat 8 Juli 2022.