JAKARTA, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-
Ini Penyebabnya, 122 Ribu Ternak Babi di NTT Mati
Selasa 26-07-2022,19:14 WIB
Editor : Surya Elviza
Menurutnya, pemerintah setempat telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian untuk mengatasi penyebaran ASF.
"Kami melakukan sosialisasi ke masyarakat peternak agar menghindari persilangan (perkawinan) babi lokal dengan babi dari luar," ungkapnya.
"Jumlah ternak babi yang mati akibat virus ASF yang dilaporkan secara resmi ke kami sekitar 122 ribu ekor yang tersebar di 22 kabupaten/kota," kata Kepala Dinas Peternakan NTT Johanna Lisapaly dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa.
Lisapaly mengatakan nilai kerugian akibat penyakit yang menyerang ternak babi di NTT mencapai ratusan miliar rupiah.
Selain itu, lanjutnya, edukasi untuk menjaga sanitasi atau kebersihan kandang secara intensif maupun mengeluarkan kebijakan untuk melarang pasokan babi dari luar masuk ke daerah-daerah.
"Setelah berbagai upaya yang dilakukan, tidak ada lagi laporan kematian babi akibat ASF hingga Juli 2022," ungkapnya.
BACA JUGA:Bukan Bharada E, Kuasa Hukum Brigadir J Sebut Ada Ajudan Ferdy Samo Lainnya yang Ancam Brigadir J
BACA JUGA:Usai Terima SK dari AHY, Aang Purnama: DPC Partai Demokrat Sarolangun Siap Gerak Cepat Hadapi Pemilu
Lisapaly menyebutkan saat ini pemerintah provinsi juga berupaya membangkitkan kembali industri peternakan babi di NTT melalui gerakan bertajuk "Kampanye Kesadaran ASF dan Penyakit Hewan Menular Lainnya" bersama pihak Prisma Indonesia.
Langkah ini diharapkan memberikan motivasi bagi masyarakat maupun pelaku usaha untuk kembali mengembangkan peternakan babi untuk mendapatkan manfaat secara ekonomi maupun sosial dan budaya seperti dikutip dari jpnn.com.
"Masyarakat tak perlu takut lagi untuk kembali mengembangkannya dengan tetap waspada terhadap serangan penyakit," kata Lisapaly. (viz)
Kategori :