Oleh: Noviardi Ferzi
EcoReview - Indeks inklusi keuangan di Indonesia di 2021 mencapai 83,6%, meningkat dari angka indeks 2020 sebesar 81,4%. Beberapa indikator utama yang mendukung pencapaian ini meliputi peningkatan akses keuangan, akselarasi penggunaan jasa keuangan formal, dan semakin membaiknya kualitas jasa keuangan.
Tetapi di sisi lain, tingkat literasi keuangan di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan inklusi keuangan. Literasi keuangan baru mencapai 38,03% (OJK, 2019), sementara literasi keuangan syariah yaitu 20,1% (BI, 2021).
Ketimpangan antara perkembangan layanan keuangan digital yang masif dengan rendahnya tingkat literasi di tengah masyarakat berpotensi menimbulkan dampak negatif.
Pengunaan ponsel dan digitalisasi perbankan di masyarakat sudah sedemikian luas. Tetapi ada satu fakta bahwa masyarakat belum sepenuhnya paham akan literasi dan keuangan digital.
BACA JUGA:Keluarga Minta Pelaku Pembunuhan Kekey Segera Ditangkap
BACA JUGA:Pemprov DKI Terkait Larangan Citayam Fashion Week : Jangan Gunakan Zebra Cross
Pandemi Covid-19 telah memicu akselerasi penggunaan digital di semua aspek ekonomi, baik konsumsi, kegiatan produksi, maupun transaksi investasi. Karena masalah ekonomi memiliki keterkaitan dengan semua sisi kehidupan, maka digitalisasi hari ini mau tak mau menyentuh semua aspek kehidupan. Semua yang mau survive, digitalisasi menjadi keharusan. Termasuk UMKM.
Perkembangan digitalisasi membuat kebiasaan baru seperti berpindahnya semua jenis kegiatan menjadi online. Hal ini memacu para pelaku Usaha Pebankan, termasuk usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk bersaing agar bisa menarik perhatian konsumen.
Dalam situasi ini diperlukan strategi hybrid bank untuk menjangkau masyarakat yang beragam karakteristiknya. Apalagi di tengah pandemi kemarin, kondisi ini semakin mempercepat proses digitalisasi. Namun, meskipun digitalisasi tak bisa dielakkan, masih ada sejumlah nasabah yang masih nyaman dengan layanan perbankan secara physical.
Untuk mengoptimalkan layanan, perbankan dituntut menerapkan strategi hybrid di era digital saat ini. Metode ini terbukti efektif mengingat mayoritas pelaku usaha industri perbankan telah lebih terbiasa dengan digitalisasi.
BACA JUGA:Wow...Wulan Guritno Pamer Pose Menantang di Kolam Renang
BACA JUGA:Dishub Provinsi Jambi Siapkan 10 Bus untuk Sambut Jamaah Haji
Bank Jambi sebagai salah satu pemain utama perbankan di daerah harus mengoptimalkan layanan perbankan dengan menerapkan strategi hybrid atau hybrid bank.