"Kita memahami bahwa memang ada kekhawatiran dari orang tua murid-murid ini, namun memang selama kondisi asrama tidak ideal, kemudian jumlah pengawas dan murid tidak berimbang kita belum bisa menjamin bahwa kejadian ini tidak akan terulang lagi kedepannya," ungkapnya.
BACA JUGA:Millenial Culture Week; Cara Srikandi Ganjar Jambi Gaet Dukungan untuk Ganjar Presiden 2024
BACA JUGA:BKKBN Bersama Mitra Komisi IX DPR RI Adakan Kampaye Percepatan Turun Stunting
Selaku Kepala Sekolah, Karnama sendiri berharap agar penempatan anggota TNI di asrama Sekolah dapat diterapkan lagi seperti dahulu.
"Namun memang kita terkendala biaya, memang penempatan anggota TNI ini sangat kita perlukan untuk membina, mengasuh dan mendidik anak-anak ini agar kerjadian tersebut tidak terulang lagi," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Kasus penganiayaan kembali terjadi di dalam lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Titian Teras H Abdurrahman Sayuti Jambi pada Minggu 31, Juli 2022.
Informasi yang didapat, salah seorang siswa kelas XI SMA Negeri Titian Teras dikeroyok oleh seniornya.
BACA JUGA:Gubernur Jambi Al Haris Tinjau Candi Tuo Sumay di Kabupaten Tebo, Ini Pesannya
BACA JUGA:Managernya Ditangkap Karena Kasus Narkoba, Ini Yang Dilakukan BCL
Peristiwa ini dibenarkan oleh Fadly Sutria, Ketua Paguyuban Kelas XI SMA N Titian Teras Jambi.
"Benar, saya sudah dapat laporan dari Kepala SMA TT Jambi soal kejadian tersebut, kepala sekolah juga menyebutkan telah memberikan tindakan tegas kepada para siswa yang melakukan pengeroyokan ini," kata Fadly saat dikonfirmasi pada Kamis, 4 Agustus 2022 malam.
Fadly menyatakan belum mengetahui persis bagaimana kronologis kejadian ini karena masih disibukkan dengan agenda DPRD Provinsi Jambi. Kata dia, awalnya anak kelas XI dipanggil oleh sekelompok anak kelas XII kemudian dipukuli.
"Saat ini proses sidang disiplin masih berjalan, kita lihat nanti bagaimana putusannya," bebernya.
BACA JUGA:Gubernur Jambi Al Haris Resmikan Pusat Penangkaran Gajah di Kabupaten Tebo
BACA JUGA:DPD PDIP Provinsi Jambi Bahas Strategi Menangkan Pemilu 2024 dalam Rakerda II
Melihat kejadian ini, Fadly memandang perlunya pendampingan kepada para siswa ini dan memberikan doktrin tidak ada lagi namanya istilah senior dan junior. (dra)