JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO. ID- Kabar buruk bagi Anda pencinta mie instan. Dalam waktu dekst dipreduksi harga mie instan akan naik drastis. Bahkan kenaikan harga bisa sampai 3 kali lipat.
Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo telah memperingatkan kenaikan harga mi instan dalam waktu dekat.
Tak tanggung-tanggung, Mentan menyebut jika kenaikan harga tersebut bisa mencapai hingga tiga kali lipat
"Hal itu terjadi lantaran naiknya harga impor gandum yang melonjak tinggi," ujarnya.
Diketahui salah satu turunan gandum adalah tepung terigu, yang menjadi bahan baku utama pembuatan mi instan.
BACA JUGA:Motif Penembakan Brigadir J Karena Perselingkuhan Mencuat Lagi, Kamaruddin Simanjuntak Ungkap Ini
Sementara Indonesia sendiri sangat mengandalkan pasokan gandum impor, termasuk dari Rusia dan Ukraina, yang merupakan negara pemasok gandum dunia.
Sementara perang Rusia - Ukraina mengakibatkan pasokan gandum ke tanah air sangat terbatas.
Selain itu perang yang berkecamuk di negara Eropa mengakibatkan resesi yang berdampak pula pada naiknya barang-barang kebutuhan.
Sebagai negara yang masyarakatnya hobi mengonsumsi mi instan, kabar kenaikan harga produk satu ini tentu menyita perhatian publik.
Indonesia juga memiliki perusahaan yang berstatus salah satu produsen mi instan terbesar di dunia, yaitu Indofood.
Bukan hanya Menteri Pertanian, peringatan kenaikan harga mi instan juga disampaikan oleh Sandiaga Uno.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu menyampaikan agar para pelaku ekonomi kreatif yang bergerak di bidang kuliner untuk menyiapkan strategi dan inovasi terbaru dalam menyiasati kenaikan harga mi instan.
Terutama, bagi para pelaku usaha kuliner yang menggunakan mi instan sebagai bahan utamanya.
Bukan itu saja, menteri yang dijuluki sebagai 'papa online' ini juga menyinggung anak kos yang dikenal kerap menjadikan mi instan sebagai makanan andalan mereka.
"Anak kost siap-siap! Dan untuk pelaku ekonomi kreatif kuliner yang berjualan mi instan, siapkan strategi dan inovasi!" tulis Sandiaga Uno dalam akun Instagram @sandiuno.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan, dampak dari ketidakstabilan ekonomi global karena pandemi dan juga perang Rusia-Ukraina menjadi penyebab lonjakan harga gandum, termasuk mi instan dan turunannya.
"Bukan tanpa sebab, karena kedua negara tersebut merupakan penyuplai hampir 30 sampai 40 persen produksi gandum dunia," lanjut sang menteri.
Untuk itu, Sandiaga berpesan, dalam kondisi yang seperti ini, jangan lantas justru membuat masyarakat larut hingga akhirnya pasrah mengikuti arus.
Kondisi ini, justru harus menjadi momentum bagi masyarakat untuk mengoptimalkan sumber pangan dan berbagai produk ekonomi kreatif lokal.
"Sehingga kita tidak terus menerus ketergantungan dengan bahan baku impor," tandas dia.
Selain dari Rusia dan Ukraina, Indonesia juga diketahui mengimpor gandum dari negara lain, misalnya Australia.
Namun karena pasokan bahan bakunya terbatas, otomatis harga mi instan di dalam negeri juga ikut naik. (viz)
Artikel ini juga tayang di disway.id