JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID-WORKSHOP mengenai Optimalisasi Penggunaan Mobile E-Learning untuk Mengukur Sikap Siswa Sekolah Menengah Pertama dan Forum Group Discussion Adat Bersendi Syara’, Syara’ Bersendi Kitabullah Guru Mata Pelajaran IPA di SMPN 30 Muaro Jambi dilaksanakan sebagai bagian dari Pengabdian Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Jambi Kepada Masyarakat di sekolah-sekolah SMP ataupun MTS.
Pelatihan ini dilaksanakan secara langsung (luring) pada hari jumat 5 Agustus 2022 bertempat di SMPN 30 Muaro Jambi dengan melibatkan 23 orang guru sebagai peserta. Penyampaian materi disampain oleh 2 dosen program studi Pendidikan fisika dan juga 3 orang alumni Pendidikan fisika yang juga turut membantu dosen dalam menyampaikan materi. Serta dibantu oleh 16 mahasiswa Pendidikan fisika sebagai panitia dalam acara workshop ini.
Kegiatan ini dibuka oleh kepala sekolah SMPN 30 Muaro Jambi. Dalam sambutannya kepala sekolah SMPN 30 Muaro Jambi bapak Herman Jaya S.Pd menyampaikan terimakasih kepada pihak dosen dan mahasiswa program studi Pendidikan fisika atas diadakannya workshop. Kepala sekolah mengharapkan adanya workshop yang serupa untuk bidang mata pelajaran lain, bukan hanya pada pelajaran fisika atau IPA saja yang nantinya akan digunakan dan diterapkan di SMPN 30 Muaro Jambi. Kepala prodi Pendidikan fisika Universitas Jambi Bapak Haerul Pathoni S.Pd. M.Pfis. pun turut menghadiri acara workshop di SMPN 30 Muaro Jambi. Bapak Haerul Pathoni S.Pd M.Pfis mengampaikan terimakasih kepala dwean guru SMPN 30 Muaro Jambi yang telah memberikan kesempatan kepada Universitas Jambi prodi Pendidikan fisika untuk melakukan pengabdian di sekolah ini. Bapak Haerul Pathoni S.Pd M.Pfis mengharapkan sekolah dapat mengimplementasikan apa yang disampikan dalam pengabdian ini dapat diterapkan di sekolah dalam pembelajaran untuk memudahkan guru dalam melakukan penilaian terhadap sikap siswa.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, manjadi sebuah kewajiban bagi kita semua agar dapat mengikuti perkembangan zaman agar tidak tertinggal. Tidak luput dari dunia pendidikan juga dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi, salah satu contohnya adalah melakukan digitalisasi. Pengabdian masyarakat dengan tema, "optimalisasi penggunaan mobile e-learning untuk mengukur sikap siswa sekolah menengah pertama." Dilakukan untuk melatih guru di SMPN 30 Muaro Jambi dalam melakukan assesment sikap dengan memanfaatkan teknologi sebagai medianya. Meskipun begitu, tidak hanya teknologi yang mnejadi tantangan di dunia pendidikan melainkan juga budaya.
BACA JUGA:Setelah Ditetapkan Tersangka Pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo Tulis Surat, Begini Isinya
BACA JUGA:15 Tahun Menikah, Ini Tips Rumah Tangga Tetap Harmonis Dari Darius Sinathrya
Adat Melayu Jambi sangat penting untuk dilestarikan agar tidak ditelan oleh zaman, maka dari itu tema kedua dari pengabdian yang dilakukan, "forum group discussion adat bersendi Syara' Syara' bersendi kitabullah guru di SMP 30." Yang bertujuan dalam mensosialisasikan penerapan adat budaya Jambi di dalam pembelajaran Teknis workshop atau pelatihan ini dilakukan dalam dua sesi, yakni sesi pertama dimana para guru diberikan informasi mengenai materi optimalisasi penggunaan Mobile e larning untuk mengukur sikap siswa sekolah menengah pertama dengan digunakaannya sebuah web assessment sebagai media penilaian sikap siswa hingga diberikan panduan penggunaan dan mengenalan fitur-fitur serta keunggulan yang ada dalam web assesment tersebut yang didampaian oleh Ibu Dra. Astalini, M.Si., Bapak Drs. Darmaji, M.Si., dan Muhammad Iqbal, S.Pd.
Setelah sesi pertama ini diberikan pula kesempatan bertanya kepada guru-guru yang hadir dalam wokshop tersebut. Dengan adanya penilaian sikap melalui media web assessment penilaian sikap yang disampaikan adalah berguna untuk melkukan penilaian siswa tanpa adanya koreksi yang cukup menguras waktu guru karena dilakukan secara online dimana hasil yang diperoleh dari penilaian sikpa siwa ini akan terekap secara otomatis.
Setelah sesi tanya jawab untuk sesi pertama selesai, dilanjutkan dengan sesi kedua yaitu mengenai forum group discussion adat bersendi syara’, syara’ bersendi kitabullah guru mata pelajaran IPA di SMP yang disampaikan oleh pemateri yaitu Rahmat Perdana, S.Pd dan Diki Chen, S.Pd. Materi pada sesi kedua ini membahas mengenai budaya atau kearifan lokal yang diterapkan dalam pembelajaran. Salah satu keungulan dalam pembelajaran kearifan lokal ini adalah dapat merefleksikan nilai-nilai budaya dan melestarikan budaya bangsa agar tidak hilang. Adapun kekurangan pembelajaran kearifan lokal ini adalah guru tidak mudah me getahui karakter siswa dalam pembelajaran, membutuhkan waktu yang lama dalam pembelajaran tersebut, dan tidak membuat penilaiannya. Terdapat beberapa karakter budaya bangsa dan nilai agama yang terdapat dalam karakter tersebut dan bagaimana karakter-karakter dan nilai-nilai tersebut terdapat dalam bidaya lokal yang dapat diajarkan pada siswa. Karaiter-karakter dan nilai-nilai budaya yang ada dapat diimplementasian oleh guru di sekolah dengan cara memasukkan budaya-budaya lokal, ataupun nilai-nilai agama ke dalam sintaks model pembelajaran yang digunakan dalam mengajar. (*/zen)