MUARASABAK, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Meski bukan menjadi daerah tujuan utama wisata seperti di beberapa kecamatan lainnya di Kabupaten Tanjab Timur, akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat remaja di Kecamatan Mendahara untuk berkreatifitas guna menarik minat wisatawan berkunjung ke wilayah mereka.
Dikenal sebagai daerah pesisir dengan penghasil sumber daya laut yang cukup banyak dan juga kekayaan hasil perkebunannya, membuat sebagian remaja setempat mencoba melahirkan inovasi baru dengan cara membuat cafe pinggir laut yang mengambil konsep tradisional kekinian dengan nuansa alam dan juga berornamen khas wilayah pesisir.
Hal ini dilakukan agar daerahnya memiliki keunikan tersendiri dan juga bisa menarik minat pelancong untuk datang ke kecamatan ini.
Selain itu, hadirnya lokasi dengan nama Cafe Anak Mendahara ini juga diharapkan bisa menjadi wadah untuk para remaja menyalurkan kreatifitasnya dengan cara yang positif.
BACA JUGA:Jaksa Agung ST Burhanuddin Buka Rakernis Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2022
BACA JUGA:Rakernis Kejaksaan, Ini 4 Instruksi Jaksa Agung
Fahrudin selaku pengelola cafe ini mengatakan, AM Cafe ini mengambil konsep alami kawasan mangrove dan baru launching pada 6 Agustus 2022 lalu.
"Keberadaan kafe ini juga sebagai lokasi edukasi bagi pelancong. Sebab, di sekitar kafe ini tumbuh subur pepohonan mangrove khas wilayah pesisir yang dilindungi," ucapnya.
Selain itu, hadirnya kafe ini juga mampu menyedot SDM remaja di wilayah tersebut untuk berkreasi di bidang kuliner, musik, dan juga kreasi lainnya.
Sebab, selain menyuguhkan menu makanan, pengunjung kafe juga akan dimanjakan live musik akustik.
BACA JUGA:New Xpander Cross Resmi Hadir di Jambi
BACA JUGA:KPK Segera Umumkan Tersangka Baru Kasus Suap Ketok Palu, Sesuai dengan Surat yang Beredar?
"Hadirnya kafe ini juga sebagai ajang untuk remaja setempat mengkreasikan diri dalam hal positif, yakni melalui kreasi musik dan kuliner," ungkapnya.
Kafe ini menyediakan menu andalan seafood, seperti ikan bawal bakar kecap, kepiting saus mendahara, udang krispi dan menu lainnya. Bahan baku kuliner di cafe ini sendiri didapat dari para nelayan setempat, dan tentunya hal tersebut juga berdampak baik bagi perekonomian nelayan setempat.
"Kalau soal harga sangat terjangkau dan murah. Menu di sini kami bandrol mulai dari Rp10 ribu, sampai yang paling mahal hanya Rp20 ribu," ujar remaja asli Mendahara ini.
Ia juga menuturkan, biasanya pengunjung kafe dari kalangan remaja akan ramai berdatangan di malam weekend. Sementara di hari-hari biasanya, pengunjung dari kalangan keluarga yang lebih mendominasi.
BACA JUGA:Balita Jatuh dari Lantai 3 saat Orang Tua Asik Karaokean
BACA JUGA:Prabowo Temui Airlangga Hartarto, Bahas Apa?
"Kafe ini berlokasi di Manunggal Ujung, Parit Pulau, di sekitar Jembatan Tembikar III, Kelurahan Mendaharailir, Kecamatan Mendahara. Buka dari jam 11 siang sampai jam 11 malam setiap harinya," tuturnya.
Hadirnya kafe ini tidak terlepas dari binaan pihak kecamatan, kepolisian dan juga masyarakat setempat yang menginginkan para remaja setempat untuk tidak mencari suasana hiburan dengan cara yang menyalahi aturan atau yang dapat mengganggu situasi Kamtibmas.*