"Hal ini terutama kalau paparan berkepanjangan, dalam dosis tinggi, dan apalagi kalau di ruangan tertutup," kata Tjandra.
BACA JUGA:Penggunaan Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan, Begini Penjelasan Polri
Sebelumnya, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengatakan penembakan gas air mata terpaksa dilakukan karena guna mencegah tindakan anarkistis suporter Arema yang membahayakan keselamatan pemain dan ofisial.
"Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkistis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tutur perwira bintang dua itu.
Akibat tembakan gas air mata itu, para pendukung lantas menuju pintu keluar.
"Kemudian, terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak napas, kekurangan oksigen," katanya.*