JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Saat ini para petani perkebunan karet, banyak yang beralih ke kebun sawit. Bahkan banyak kebun karet yang ditumbang, digantikan ke tanaman sawit.
Sehingga untuk luasan kebun karet di Jambi selalu terjadi penurunan. Pasalnya, sawit memiliki harga yang fantastis.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agusrizal mengatakan harga karet yang membuat petani karet beralih menanam sawit, dan rela menumbang pohon karet miliknya.
"Ini disebabkan karena murahnya harga karet dan membuat petani karet tidak mau menyadap karetnya," katanya.
BACA JUGA:Ini Harga dan Spesifikasinya, Oppo A77s Resmi Diluncurkan di Indonesia
BACA JUGA:Jokowi Sebut Situasi Global Luar Biasa Sulit
Apalagi harga sawit di Jambi cukup mengiurkan, dibandingkan harga karet yang hanya mencapai Rp7 ribuan per kilogramnya.
Dia memperkirakan sudah lebih dari dua ribu hektare lahan karet di Jambi yang beralih menjadi kebun sawit.
Dari pendapatan saja sudah berbeda, dalam satu hari petani karet hanya mampu menyadap lima ratus barang karet.
Sementara dari uang yang di kumpulkan dalam satu hari tidak sampai Rp50 ribu, itu yang menjadi alasan kuat petani beralih ke perani sawit.
BACA JUGA:Mini Launching Aplikasi SINSENGO Digelar Serentak di Seluruh Dealer Honda di Kota Jambi
BACA JUGA:Ini Kasusnya, Baim Wong dan Paula Diperiksa Polisi Lagi
"Kalau Sawit, pemanennya itu per kilogramnya diupah Rp200, kalau satu ton buah sawit mereka dibayar Rp200 ribu," katanya.
Lanjut Agus, saat ini luas kebun karet di provinsi Jambi diperkirakan hanya mencapai 671 ribu hektare, dan di perkirakan, jumlah tersebut akan terus berkurang.
Dan Agus menegaskan para petani karet di provinsi Jambi masih jauh dari sejahtera. Sehingga sangat wajar dengan harga karet yang terlalu murah/ mereka beralih menjadi petani sawit.