Salah satu potensi yang angkutan Pelabuhan Sabak adalah potensi ekspor komoditas perkebunan yang besar. Berdasarkan data IQFAST, selama Januari 2021 hingga Agustus 2021, ekspor kelapa bulat sudah mencapai 15.518 ton ke negara Cina dan Malaysia dengan nilai 56,9 Miliar Rupiah. Sebagai upaya lanjutan peningkatan ekspor kelapa.
Secara total, Jambi menyumbang 3,8 persen dari total ekspor kelapa nasional. Data ini sejalan dengan jumlah luas lahan perkebunan kelapa yang sudah ada. Ini potensi yang menjadi argumen kuat mengembangkan pelabuhan Muara Sabak.
BACA JUGA:Ramuan Herbal Jahe dan Serai, Manfaatnya Luar Biasa
BACA JUGA:Kecelakaan di Mendalo Darat, 1 Orang Tewas di Tempat
Kelapa baru satu komoditas, apa ada yang lain? Sebenarnya Sabak memiliki peluang besar untuk menjadi pelabuhan eksport utama batu bara seperti Teluk Bayur Padang.
Jambi memiliki sumber daya batu bara mencapai 6,81 miliar ton atau 4,7 persen dari total sumber daya batu bara nasional. Sedangkan cadangan batu bara tercatat sebesar 2,13 miliar ton atau sekitar 5,5 persen dari cadangan batu bara nasional.
Secara sederhana dengan cadangan 2 miliar ton lebih, dengan kemampuan produksi hanya bekisar 11 juta ton lebih, artinya, butuh waktu 181 tahun lebih untuk mengekploitasi memprodusi batubara Jambi. Artinya, Jambi membutuhkan pelabuhan khusus Batu Bara. Pilihannya hanya satu yaitu Muara Sabak.
Hari ini pelabuhan angkutan di Talang Duku menjadi efisentrum kemacetan Batu Bara, volume batu bara tak sebanding lagi dengan kapasitas pelabuhan (Tersus). Akibatnya, pelabuhan itu kurang mampu memberi pelayanan bongkar muat Batu Bara secara cepat. Lambatnya bongkar muat inilah yang menimbulkan kemacetan di kawasan Talang duku dan sekitarnya.
BACA JUGA:Pemerintah akan Usut Dugaan Kasus Tindak Pidana Impor Bahan Baku Obat Sirup
BACA JUGA:Ini 23 Daftar Obat Sirup yang Dinyatakan Aman oleh BPOM
Selain itu, masalah luas lahan pelabuhan Batu Bara yang ada di kawasan sana tak sebanding dengan volume angkutan Batu Bara. Kondisi ini membuat pelabuhan batubara disana tak layak dipertahankan.
Sebenarnya mengantisipasi hal ini PT. Pelindo yang mengelola Pelabuhan Sabak sudah tampak jor-joran untuk pengembangan pelabuhan yang diwacanakan Gubernur Abdurahman Sayuti serta mulai dibangun era Gubernur Zulkifli Nurdin.
Sikap Pelindo ini sejalan dengan sinyal yang ditunjukan Presiden Jokowi yang sempat meninjau pembangunan dan peningkatan kualitas jalan nasional Kota Jambi (Batanghari II)-Zona Lima, yang merupakan akses utama menuju Candi Muaro dan Pelabuhan Muara Sabak, Jambi.
Bahkan pada kesempatan itu, di depan Presiden Menteri PUPR Basuki Mulyono mengatakan, peningkatan aksesibilitas serta konektivitas jaringan infrastruktur jalan ditujukan untuk memberikan kelancaran, keselamatan, keamanan, juga kenyamanan perjalanan pengendara. Akses jalan yang semakin baik juga akan menunjang perekonomian masyarakat di kawasan sekitar, yang semakin berkembang dengan kebangkitan harga komoditas sawit dan batubara.
BACA JUGA:Universitas Jambi Gelar Wisuda ke-100, Luluskan 1.022 Mahasiswa