JAKARTA — Golkar muncul sebagai partai yang unggul berdasar hasil survei LSI Denny JA bersama PDIP. Peneliti senior LSI Denny JA Ade Mulyana menuturkan, Golkar dan PDIP memimpin dengan meraih 14,5 persen dan 20,9 persen, jauh dibandingkan parpol lain peserta pemilu 2019.
Ade mengatakan, ada tiga alasan, hasil survei LSI Denny JA menempatkan Golkar unggul dibanding parpol lain. Antara lain, munculnya Golkar dan Ketua Umumnya Airlangga Hartarto sebagai trendsetter baru dalam perpolitikan nasional.
“Golkar dan Ketua Umumnya Airlangga Hartarto muncul sebagai game changer/Trendsetter melalui Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Lahirnya KIB mengubah tren politik,” tutur Ade Mulyana dalam paparan hasil surveinya, Selasa (1/11/2022).
Diketahui, KIB merupakan koalisi yang saat ini beranggotakan Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Airlangga dinilai sebagai motor penggerak dari KIB.
Menurut Ade, Airlangga juga secara tidak langsung menjadi alasan kedua responden masih menempatkan partai berlambang pohon beringin itu dengan eletabilitas kedua tertinggi.
Sebab, publik optimistis ekonomi rumah tangga mereka pada tahun depan lebih baik. Responden yang menyatakan ekonomi rumah tangga mereka tahun depan lebih baik berada di atas angka 60 persen.
“Menteri Koordinator Ekonomi adalah Airlangga Hartarto yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar,” ujar Ade.
Alasan ketiga yang membuat Golkar masih dipercaya mayoritas reponden yakni atas dasar kepuasan publik terhadap penanganan Covid-19 di Indonesia.
Ade mengatakan, tingkat kepuasan penanganan Covid-19 mencapai angka 76,5 persen. Airlangga juga menjadi aktor dibalik suksesnya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Dua aktor utama yang dikenal luas bertanggung jawab atas penanganan Covid-19 adalah Airlangga Hartarto dan Luhut Panjaitan. Keduanya dikenal sebagai tokoh Golkar,” tutur Ade.
Survei LSI dilakukan pada 11-20 September 2022 dengan melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia. Survei ini dilakukan secara tatap muka (face to face interview). Margin of error survei sebesar +/- 2,9 persen. (rls)