"Yang artinya Annisa adalah perempuan, dan Tar yaitu tarikan, pemilihan nama tersebut sesuai dengan tujuan awal yang tercantum di judul kami, yaitu pemberdayaan perempuan Desa Tarikan," ujarnya.
Setelah terbentuknya kelompok usaha tersebut, lanjut Rini, pihaknya kemudian melakukan pendampingan dan mengajak ibu-ibu untuk melakukan percobaan pembuatan produk terlebih dahulu untuk menemukan resep yang tepat.
Kemudian, setelah menemukan resep yang tepat maka dimulai lah kegiatan produksi pertama dengan memproduksi sebanyak 3 kg ikan lele saja untuk tiap produk.
BACA JUGA:Penyanyi Pinkan Mambo Ngaku jadi Simpanan Artis Berinisial G
BACA JUGA:Ada Supplier Minyak Subsidi ke Transportir Batu Bara, PT KGB Sebut Beri Uang Jalan
"Tetapi kini Alhamdulliah produksinya mulai meningkat, menjadi 5 kg ikan lele tiap produksi untuk tiap produk. Setelah melakukan produksi, kami melakukan pemasaran, baik itu online maupun offline," lanjutnya.
Pemasaran online juga pihaknya ajarkan kepada ibu-ibu kelompok usaha dengan mensosialisasikan terlebih dahulu terkait apa itu digital marketing dan bagaimana cara melakukannya serta juga membuatkan akun untuk berjualan.
Sedangkan untuk penjualan offline, pihaknya lakukan dengan membuka stand di acara-acara kampus serta berjualan di car free day.
"Sebenarnya terget penjualan kami yaitu dapat memasuki swalayan dan pusat perbelanjaan lainnya, dan untuk mencapai tersebut, saat ini kami sedang memproses beberapa perizinannya," tandasnya.
BACA JUGA:Harga Minyak Mentah Dunia Semakin Anjlok
BACA JUGA:Gerhana Bulan Nanti Malam, Ini Daftar Amalan yang Dianjurkan Nabi Muhammad Selain Salat Khusuf
Selain berfokus pada pengelolaan ikan lele sebagai produk bernilai jual, tim Pro Ide KSPM juga ikut serta berkontribusi pada beberapa kegiatan desa seperti gotong royong untuk membersihkan masjid dan lain-lain. Sehingga kehadiran tim Pro Ide KSPM di Desa Tarikan tak hanya sekedar menjalankan program dari segi ekonomi namun juga memberikan dampak sosial terhadap masyarakat desa tersebut.*