Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengatakan, gempa ini kemungkinan tidak terlalu merusak. Sebab, episentrumnya sangat dalam, yakni pada kedalaman 109 kilometer.
"Menurut BMKG, gempa ini cukup dalam. Berdasarkan pengalaman gempa sebelumnya, dengan kedalaman di atas 60 kilometer, apalagi ini di atas 100 kilometer, ini dampak kerusakannya diharapkan tidak terlalu merusak,” ujar Suharyanto di Posko Darurat Bencana Gempa Bumi Cianjur, Sabtu.
Kendati begitu, gempa ini ternyata tetap mengakibatkan kerusakan di Garut. Suharyanto mengatakan, terdapat satu warga yang terluka dan sejumlah bangunan rusak.
BACA JUGA:Maju Lewat PDIP, 2 Perempuan Penyandang Disabilitas Mantab Maju di Pileg 2024
BACA JUGA:Polsek Jajaran Polda Jambi Ini Ubah Lokasi Bekas PETI Jadi Tempat Wisata
"Untuk sementara (data) yang diterima adalah empat unit rumah rusak di Kabupaten Garut, dan 1 unit sekolah SDN Jatiwanti 1 juga rusak. Ada satu korban jiwa mengalami luka-luka dan sudah dibawa ke puskesmas setempat,” ujarnya.
Suharyanto mengatakan, BNPB akan segera mengirimkan tim ke Garut untuk melakukan pendampingan, kaji cepat, dan membantu hal lain yang diperlukan.
Di sisi lain, pihaknya akan menyampaikan perkembangan informasi darurat terkait gempa bumi Garut secara berkala.
Terkait guncangan gempa itu sendiri, Suharyanto menyebut getarannya terasa "cukup kuat" selama 4 sampai 5 detik di Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung.*
Artikel ini juga tayang di Disway.id, dengan judul Penyebab Gempa Bumi 6,1 di Garut, BMKG: Pergeseran Lempeng Indo - Australia