JAKARTA,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID –Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menggelar ajang konvoi kendaraan bebas emisi gas buang.
Ini salah satu kampanye kendaraan ramah lingkungan yang terus diperkenalkan kepada masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, ESDM menggelar konvoi kendaraan penganti BBM atau motor listrik yang sebelumnya juga sempat di gelar dan acara ini merupakan yang ketiga kalinya.
Adapun pengganti BBM diperkenalkan ESDM, namun bukannya kendaraan dengan menggukan bahan bakar CNG, tapi konversi dengan emisi gas buang 0 persen dengan menggunakan motor listrik.
BACA JUGA:Waduh, 1 Pj Bupati di Jambi Ditegur Mendagri karena Masalah Administrasi
Berbagai contoh bahan bakar alternatif yang dapat digunakan, mulai dari CNG atau tenaga listrik sehingga dapat menjadi energi alternatif di sekitar yang dapat menggantikan BBM.
Konvoi yang digelar di Silang Barat Daya Monas dan berakhir di Plaza Timur Gelora Bung Karno Senayan pada Minggu 18 Desember 2022 ini di ikuti langsung oleh Arifin Tasrif selaku Menteri ESDM.
Arifin menejelaskan dengan penggunaan kendaraan penganti BBM tersebut mempunyai banyak keuntungan.
Adapun keuntungan kendaraan penganti BBM antara lain energinya tidak akan terpakai jika tidak ngegas.
BACA JUGA:Menggenggam Batu Bisa Menahan Buang Air Besar Mitos atau Fakta? Begini Penjelasannya
BACA JUGA:7 Bakso Legendaris di Kota Jambi yang Wajib Kamu Coba, Dijamin Enak
“Sedangkan kerugian menggunakan kendaraan menggunakan BBM, jika tidak macet pembakaran akan jalan terus meskipun kendaraan tidak melaju,” jelas Arifin.
Ajang EV Funday dengan tema EV The Future of Indonesia Transportation yang mengandeng PT Pertamina ini sebelumnya dilaksanakan pada tanggal 20 November 2022 di Jakarta dan 4 Desember 2022 di Bandung.
Sedangkan program konversi kendaraan penganti BBM atau kendaraan listrik tersebut, ESDM telah meluncurkan pilot project program konversi sebanyak 100 unit dengan 10 tipe sepeda motor pada 17 Agustus 2021.
Sedangkan pada tahun 2022, Kementerian ESDM menargetkan konversi penganti BBM menjadi 1.000 motor listrik dan pada tahun 2030 dengan target mencapai 13 juta motor listrik.
BACA JUGA:Cek Handphone Anda, 10 Aplikasi Ini Bikin Boros Baterai, Begini Cara Mengatasinya
Sripeni Inten Cahyani selaku Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Ketenagalistrikan menjelaskan jika pemerintah menargetkan konversi ini hingga 6 juta kendaraan roda dua dalam 5 tahun mendatang.
Nantinya kendaraan konversi pengganti BBM ini akan digunakan sebagai kendaraan operasional kementerian atau lembaga dan pemerintah daerah, yang telah dianggarkan dalam APBN.
Adapun dalam program ini, kendaraan yang akan dilakukan untuk dikonversi adalah sepeda motor BBM kendaraan operasional layak jalan dengan nilai buku Rp 0.
Dalam mencapai target prototipe 1.000 unit sampai enam juta kendaraan, diharapkan berharap kementerian atau lembaga dapat mempelopori program ini, di mana biaya konversi motor listrik Rp 9-10 juta per unit.
BACA JUGA:Ini 7 Destinasi Wisata Pilihan Untuk Libur Nataru di Indonesia
BACA JUGA:Ini Sederet Gelar yang Didapat Messi Bersama Klub dan Negara Usai Piala Dunia 2022
Menurut Kementerian ESDM bahwa program ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2020 tentang Percepatan Program kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Transportasi Jalan dan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
Kementerian ESDM juga mendorong Program KBLBB ini sebagai bagian dari transisi energi bagi kendaraan serrta mewujudkan penggunaan energi yang lebih bersih, efisien, mengurangi impor BBM, menghemat devisa serta menghemat subsidi BBM.
Target kendaraan listrik dalam dokumen Grand Strategi Energi Nasional dan Rancangan Net Zero Emission sekitar 2 juta kendaraan listrik roda empat dan 13 juta kendaraan listrik roda dua pada tahun 2030.
Kementerian ESDM telah menetapkan konversi motor BBM ke listrik sebesar 6 juta hingga tahun 2030 dengan manfaat mengurangi konsumsi BBM 13,4 juta barel/tahun.
BACA JUGA:Argentina Juara Piala Dunia 2022
BACA JUGA:Minum Kopi Pasca Melahirkan, Bisa Cegah Diabetes Tipe 2
Dengan demikian dapat menghemat kompensasi Pertalite Rp9,48 triliun per tahun serta penurunan emisi CO2 sebesar 4,0 Juta Ton CO2 dan peningkatan konsumsi listrik 2,6 TWh/tahun tak ketinggalan multiplier effect pada ekonomi sekitar Rp 84 triliun.
Dalam mendukung pembangunan ekosistem KBLBB, pihak ESDM juga telah menyiapkan percepatan pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Hingga 17 November 2022, telah tersedia 439 unit SPKLU di 328 lokasi dan 961 unit SPBKLU di 961 lokasi yang tersebar di wilayah, yaitu:
Sumatera: 45 SPKLU dan 12 SPBKLU
Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku: 35 SPKLU dan 13 SPBKLU
DKI Jakarta: 118 SPKLU dan 359 SPBKLU
Banten: 25 SPKLU dan 227 SPBKLU
BACA JUGA:Catat, Deretan Sayuran ini Dilarang untuk Ibu Hamil
BACA JUGA:Harga BBM Semakin Mahal? Ini 6 Alternatif Energi Baru Pengganti BBM yang Bisa Digunakan
Jawa Barat: 50 SPKLU dan 189 SPBKLU
Jawa Tengah dan DI Yogyakarta: 30 SPKLU dan 35 SPBKLU
Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara: 136 SPKLU dan 126 SPBKLU (SF). (Reza Permana/disway.id)
Artikel ini juga tayang di disway.id
Dengan judul pengganti bbm diperkenalkan esdm konversi dengan emisi gas buang 0 persen