MUARASABAK, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Sejak beberapa pekan belakangan ini, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kabupaten Tanjab Timur mulai merangkak naik.
Hal ini tentunya disambut baik oleh para pelaku usaha dibidang perkebunan ini, mulai dari petani, pengepul dan lainnya.
Sebab, telah cukup lama harga TBS di kabupaten ini anjlok.
Akan tetapi, meski harga jual bahan baku minyak sayur ini mulai membaik, saat ini para pelaku usaha ini harus dihadapkan dengan kondisi buah yang menurun atau dengan istilah lain ngetrek.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: 2 Anak di Kuala Tungkal Jadi Korban Perdagangan Orang, ‘Dijual’ ke Pria Hidung Belang
BACA JUGA:Alhamdulillah 49 Warga di Kelurahan Pakuan Baru Dapat Bansos BPJS Ketenagakerjaan, Gimana Caranya?
Basri, salah satu pengepul sawit yang ada di Kecamatan Muarasabak Barat menjelaskan, saat ini untuk harga jual TBS sawit ditingkat petani berkisar Rp 1.900 per kilogram.
"Kalau harga pabrik berbeda. Buah yang kami dapat dari petani, terus kami jual lagi ke pabrik, dihargai Rp 2.200 per kilogram," jelasnya.
Dirinya menuturkan, meski harga jual TBS sawit mulai membaik, akan tetapi tidak semua buah bisa diterima oleh pihak pabrik.
Sebab, pihak pabrik langganannya yang ada di Kabupaten Tanjab Timur saat ini lebih selektif ketika menerima kiriman buah dari para pengepul.
BACA JUGA:Menpan RB Bertemu Anggota Komisi VIII DPR, Bahas Solusi Penyelesaian Honorer
"Saat ini sortir buah di pabrik ketat nian. Buah mengkal yang mulai menguning dak mau diterimanya. Buah terlalu masak yang banyak rontok juga dak mau diterima pihak pabrik," tuturnya.
Selain itu, saat ini kondisi buah sawit di perkebunan yang ada di kabupaten ini juga sedang mengalami kondisi ngetrek.
Dimana, hasil buah yang dihasilkan di perkebunan sawit yang ada, jauh menurun jumlahnya.