JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Salah satu alasan seseorang tak keberatan menjadi orang ketiga karena ingin merasakan kesenangan dan keseruan tersendiri saat harus menjalin hubungan dan bertemu diam-diam dengan kekasihnya.
Selain itu, orang ketiga makin merasa percaya diri karena pasangannya akan mendatangi mereka untuk mencari hal-hal yang tidak dimiliki kekasih atau pasangan resminya.
Hal tersebut, akan membuat timbul rasa yakin bahwa apa yang mereka lakukan benar.
Namun, adanya orang ketiga dalam suatu hubungan dapat berdampak serius.
Menurut American Association for Marriage and Family Therapy, dampak perselingkuhan umumnya akan menimbulkan gangguan pada kesehatan mental.
Berikut ini yang terjadi pada otak saat menjadi orang ketiga :
BACA JUGA:Puluhan Mobil Truk Batu Bara Masuk Kota Jambi Disuruh Putar Balik
1.Dorongan biologis
Studi dalam jurnal Psychoneuroendocrinology (2012) menyebutkan kadar oksitosin pada orang yang menjalin suatu hubungan jauh lebih tinggi daripada orang yang masih lajang.
Hormon tersebut yang akan memperkuat keyakinan dan ikatan dengan pasangan.
Hal tersebut berbeda dengan orang yang jomlo, oksitosin mudah terbentuk pada individu yang menjalin hubungan asmara, termasuk bagi orang ketiga dalam hubungan pasangan lain.
Dorongan biologis kerap menjadi alasan seseorang bisa jadi orang ketiga.
Akan tetapi, bukan berarti dorongan ini tidak bisa dibendung. Pasalnya, manusia memiliki sistem moral untuk membedakan yang benar dan salah.
Hal tersebut bisa membantu mengendalikan dorongan biologis yang salah jalan.
BACA JUGA:Wow….Layanan Keuangan DANA Sudah Digunakan oleh 135 Juta Masyarakat Indonesia Loh