Noviardi : Anomali Pertumbuhan Ekonomi Jambi

Minggu 12-02-2023,17:47 WIB
Editor : Surya Elviza

Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.

Selain inflasi, pertumbuhan ekonomi Jambi tergolong tak berkualitas, hal ini kita lihat dari data BPS di 2022 pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi Batubara dan pergudangan sebesar 16,92 persen. 

BACA JUGA:Orangtua Brigadir J Hadir di Sidang Vonis Ferdy Sambo 13 Februari 2023, Harap Sambo-Putri Dihukum Mati!

BACA JUGA:Kurang Dari 24 Jam Jasa Raharja Jambi Selesaikan Santunan Pada Ahliwaris Korban Kecelakaan Desa Bukit Baling

Dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 6,05 persen.

Ketika pertumbuhan ekonomi Jambi tidak ditopang pada investasi produktif dalam menciptakan usaha-usaha baru yang membuka banyak lapangan kerja  masyarakat, malahan investasi di Jambi banyak yang mengerus daya saing berupa hilangnya sumber daya dan ketersediaan infrastruktur jalan seperti pertambangan dan angkutan batubara. 

Sayangnya, ketika inflasi tinggi belanja pemerintah juga tak memberi kontribusi bearti. Hal inilah yang terjadi di Provinsi Jambi, pertumbuhan yang hanya menimbulkan anomali. *

 

Kategori :