Kata Dhafi, nantinya para petugas dari kepolisian akan sibuk dengan pengaturan pembatasan jam operasional.
BACA JUGA:Kabar Baik! PLN Beri Diskon 50 Persen Biaya Sambung Baru Daya 450 VA
BACA JUGA:Woow…Wanita Asal Indonesia Jadi Dalang Prostitusi Besar di Malaysia, Dikenal dengan Nama “Mummy”
“Sudah sibuk nanti pembatasan jam operasional, pasti anggota tergelar untuk memasukkan ke tempat yang aman bagi kendaraan batubara yag jalan saat jam tidak operasional,” kata dia.
“Jadi untuk ganil genap bukan solusi yang tepat,” tegasnya lagi.
Ia mengingatkan lagi, bahwa jika harus menambah kuota truk batu bara untuk operasional, harus dihitung secara ilmiah.
“Libakan BPS dan rapatkan dengan stakeholder lainnya. Yang jelas, 4000 ini sudah menekan angka kecelakaan dan mengurai kemacetan, walaupun belum sesuai dengan harapan masyarakat,” kata dia.
BACA JUGA:Desa Terjun Gajah Tanjab Barat Sambut Baik Bantuan Kambing dari PetroChina International Jabung Ltd
Lanjut Dhafi, terutama untuk malam hari, pada saat masyarakat membutuhkan jalan umum, baik itu rumah sakit, ambulans dan sebagainya.
“Apalagi dengan Kementerian ESDM melalui Dirjen Minerba memberikan target sebesar 35 juta ton di tahun 2023, tanpa memperhatikan faktor jalan, tidak memperhatikan manajemen transportasi yang ada, ini bisa menjadi bumerang dan konflik sosial yang tinggi di Provinsi Jambi,” tandasnya.*