KERINCI,JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Jembatan gantung di desa Lubuk Suli Kecamatan Depati Tujuh sudah terlihat rusak.
Sejumlah lantai jembatan sudah terlepas. Jembatan gantung ini merupakan satu-satunya jembatan yang digunakan masyarakat menuju lokasi persawahan warga.
Eko, salah seorang warga mengatakan jembatan gantung tersebut tidak hanya digunakan warga sebagai penghubung. Namun satu-satunya jembatan yang digunakan masyarakat lubuk Suli membaca hasil penen.
"Sebenarnya jembatan gantung tersebut sudah mengalami rusak berat, namun di tahun 2021 lalu desa memperbaikinya dengan gotong royong.
BACA JUGA:Dibesuk Teman Satu Angkatan di Akpol, Kapolda Jambi Terisak, Irjen Iqbal: Salam dari Teman-teman 91
BACA JUGA:Bandara Kerinci Sudah Lama Tutup, Kemas Al Farabi Minta Pemprov Lakukan Lobi ke Maskapai
Dan kondisi saat ini sudah mulai rusak kembali, lantai jembatan dari papan yang dipasang oleh masyarakat sudah mulai terlepas,"jelasnya
Saharman, Kepala Desa Lubuk Suli meminta kepada pemerintah Kabupaten Kerinci agar dapat membangun jembatan yang permanen, kalau kondisi jembatan saat ini butuh perbaikan.
"Kami berharap jembatan gantung di desa Lubuk Suli yang digunakan masyarakat mengangkut hasil panen mereka bisa di bangun beton, karena kalau jembatan gantung seperti ini daya tahannya tidak lama karena lantainya hanya papan,"jelasnya.
Kepala Desa mengatakan bahwa jika tidak, jembatan rusak maka aktivitas warga yang mayoritas petani akan terganggu.
BACA JUGA:Deretan Makanan Tidak Sehat untuk Sarapan, Dapat Meningkatkan Risiko Obesitas
BACA JUGA:Tempat Makan Enak di Kota Jambi, Cocok untuk Makan Siang
"Sebelum mengalami rusak parah kami minta untuk segera diperbaiki, ini jembatan yang sangat dibutuhkan masyarakat kami,"ungkapnya.
Pantauan media ini di lapangan memang terlihat sebagian dari papan jembatan sudah copot dan terlihat menganga. Meski masih bisa dilalui namun jika tidak cepat diperbaiki bisa jadi papan akan copot, dan tentu saja berbahaya bagi warga yang melintasi Sungai Batang Merao tersebut.
Menurut informasi yang diterima, lantai papan yang terpasang adalah hasil kerja masyarakat yang bergotong royong, padahal itu dibangun oleh pemerintah kabupaten Kerinci.
"Sebelum masyarakat gotong royong jembatan nyaris tidak bisa dilalui, karena lantai jembatan sudah keropos,"kata salah seorang warga yang minta namanya tidak disebutkan. *