Saat itu, pihak Ponpes Al Zaytun telah mengklarifikasi perihal itu.
BACA JUGA:Ini 3 Golongan Manusia yang Tersenyum Bahagia saat Hari Kiamat, Terbebas dari Siksaan dan Ketakutan
BACA JUGA:Ciri-ciri dan Tugas Dabbah, Hewan Melata yang Dipercaya Keluar Menjelang Kiamat
Namun semua pertanyaan yang diberikan belum memenuhi semua jawaban dari masyarakat.
"Semua yang dijelaskan belum memenuhi jawaban. Karena yang pertama, sebaik-baik shaf wanita adalah paling belakang. Dan sebaik-baiknya shaf laki-laki berada di depan," ungkapnya.
Sebagai alumni, pria tersebut juga mempermasalahkan soal jarak shaf yang direnggangkan terlalu jauh.
Pihak Ponpes Al Zaytun telah beri klarifikasi, dengan alasan menjaga protokol Kesehatan.
BACA JUGA:Kebakaran di Kota Jambi, Rumah Warga Perumahan Kota Baru Indah Ludes
BACA JUGA:Rapat Pemantapan Caleg 2024, PPP Targetkan 10 Kursi di DPRD Provinsi Jambi,1 Kursi DPR RI
Namun menurut alumni Ponpes Al Zaytun Indramayu tersebut, hal itu bertolak belakang ketika seluruh jemaah selesai melaksanakan salat.
"Tapi kenapa setelah acara salat ada acara makan-makan. Lebih penting salat atau makan-makan?," ucapnya.
Lanjutnya, pria non muslim yang berada di shaf depan seharusnya tak perlu diikutsertakan dalam salat. Sekalipun untuk menghormati, tapi seharusnya tidak dilakukan sedemikian rupa.
"Jujur kami alumni merasa agak terbebani saat kami dipertanyakan keluarga, dan lingkungan kami," tuturnya.
BACA JUGA:Heboh Penampakan Beruang Madu Berkeliaran di Betara Tanjab Barat, Warga Cemas
BACA JUGA:Serem! 32 Provinsi Ini Harus Waspada Kemarau Ekstrem Akibat El Nino, Apa yang Harus Dilakukan?
Lebih lanjut, pria tersebut meminta kepada Ponpes Al Zaytun agar tidak mengulangi kesalahan serupa dan selalu membuat sensasi ditengah masyarakat. Hal ini dikarenakan, akan berdampak pada alumni sebelumnya yang pernah belajar disana.