Kami selaku alumni menyampaikan poin-poin sebagai berikut:
1) Yang sedang viral TIDAK mewakili bagaimana solat berjamaah yang diajarkan kepada kami selama menempuh pendidikan di Mahad Al-Zaytun.
BACA JUGA:Lomba Pacu Perahu di Sarolangun Ricuh, 2 Desa Bentrok
BACA JUGA:Anda Punya Riwayat Diabetes? Hindari 5 Sayuran Ini agar Gula Darah Tetap Terjaga
2) Solat berjamaah yang diajarkan kepada kami saat masih mondok dilakukan secara NORMAL seperti pada umumnya.
Kami selaku alumni tidak memahami apa yang baru diterapkan sekarang di dalam almamater kami.
Banyak dari kami yang kontra, beberapa pro.
3) Yang terlihat pada foto-foto terbaru sangat perlu diklarifikasi oleh pimpinan-pimpinan Mahad Al-Zaytun yang sekarang MENJABAT.
BACA JUGA:Gubernur Jambi Al Haris: Maknai Hari Buruh dengan Kegiatan Positif
BACA JUGA:Dapat 4 Titik Pengerjaan Bangkit Berdaya, Kelurahan Telanaipura Kebagian Rp99,5 Juta
Kami alumni mendorong jajaran pimpinan Mahad untuk segera menyampaikan klarifikasi.
4) Kurikulum yang diajarkan kepada kami SESUAI dengan yang ditetapkan oleh Kemenag dan Kemendikbud.
Itulah surat terbuka yang disampaikan alumni terkait polemik di Ponpes Al Zaytun tersebut.
Pada surat terbuka itu pula, di slide berikutnya menampilkan dokumentasi foto kegiatan salat berjamaah di Masjid Al-Hayat Mahad Al-Zaytun.
BACA JUGA:Bangkit Berdaya di Kelurahan Tambak Sari Rencana Dimulai Bulan Juli