SAROLANGUN, JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Simpang empat lampu merah Pasar Sarolangun, kerap dijadikan lokasi para anak jalanan dan gepeng meraup pundi rupiah untuk menyambung hidup.
Kondisi ini, tentunya membuat sebagian pengguna jalan risih. Tidak hanya itu, estetik kota pun menjadi kurang menarik bagi pengendara yang melintas di kota Sarolangun.
Tak punya tempat tinggal, pada malam hari, anak jalanan itu, sering kali tidur di kaki lima dan menjadi perhatian sebagian warga setempat.
BACA JUGA:Kata Buya Yahya, Ini Ciri-ciri Malaikat Sedang Menyamar, Pernah Ngalamin?
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sarolangun, Helmi mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait dalam hal ini Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) untuk mengatasi persoalan itu.
"Untuk penanganan itu, kita biasanya setelah mereka melakukan tindakan operasional baru dikirimkan ke Dinas Sosial," ungkapnya.
Apabila sudah mendapat kiriman dari mereka (Sat Pol PP-read), Dinas Sosial akan melakukan pembinaan.
Menurut dia, untuk melakukan razia terhadap anak jalanan maupun Gepeng biasanya Sat Pol PP yang melakukan tindakan.
BACA JUGA:Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani Lepas 374 JCH: Mereka Orang-orang Pilihan
"Karena ranah kita dalam bentuk pembinaan," kata dia.
Dari kabupaten lain di Provinsi Jambi anak jalanan cukup banyak di Kota Sarolangun, menurut dia Sarolangun merupakan kota lintas sehingga anak jalanan itu lebih banyak di Sarolangun.
"Kota Sarolangun sangat strategis persimpangan daripada kabupaten lain," ungkapnya.
Diakuinya, kalau keluhan dari warga masyarakat langsung masih minim, namun dari tatanan estetika kota ini menjadi suatu analisis yang kurang nyaman dilihat.