JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Stres dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tekanan terkait pekerjaan, masalah hubungan, masalah keuangan, masalah kesehatan, dan perubahan besar dalam hidup seperti pindah rumah, menikah, atau memiliki anak.
Ketika tubuh mengalami ketegangan, itu memicu serangkaian respons fisiologis yang kompleks.
Hipotalamus di otak melepaskan hormon yang disebut hormon pelepas kortikotropin (CRH), yang merangsang kelenjar hipofisis untuk melepaskan hormon adrenokortikotropik (ACTH).
Hormon ini kemudian memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan kortisol dan hormon lainnya ke dalam aliran darah.
BACA JUGA:Jangan Sampai Salah, ini Jenis Sayuran yang Pas Dimakan pada Pagi Hari
BACA JUGA:Lakukan Ibadah Ini Jika Belum Sanggup Naik Haji, Buya Yahya: Pahalanya Lebih Besar....
Hormon-hormon ini mempersiapkan tubuh untuk merespons ancaman yang dirasakan dengan meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan.
Hal ini dikenal sebagai respons "melawan atau lari".
Menavigasi efek fisik dari stres pada tubuh
Merasa stres adalah respons alami terhadap situasi menantang yang dapat bermanfaat dalam dosis kecil.
Itu dapat membantu kita tetap waspada dan fokus, dan bahkan memotivasi kita untuk mengambil tindakan.
Namun, itu dapat berdampak signifikan pada kesehatan dan kesejahteraan fisik kita.
Stres dapat merusak tubuh kita dalam banyak hal. Ini dapat menyebabkan gejala fisik seperti sakit kepala, ketegangan otot, dan kelelahan.
BACA JUGA:5 Zodiak Perempuan Anti Cengeng dan Tahan Banting, Punya Mental Baja dan Mandiri
BACA JUGA:Senin Full Senyum! Harga BBM Pertamina Turun, Harga Pertalite-Pertamax Ikutan Turun! Cek SPBU