“Ampun Tuanku, memang angin tak bisa dilihat, tetapi bila Paduka ingin tahu angin, tutup botol itu harus dibuka terlebih dahulu,” kata Abu Nawas menjelaskan.
Setelah tutup botol dIbuka. Baginda mencium bau busuk. Bau kentut yang begitu menyengat hidung. “Bau apa ini, hai Abu Nawas?” tanya Baginda marah.
“Ampun Tuanku yang mulia, tadi hamba buang angin dan hamba masukkan ke dalam botol. Karena hamba takut angin yang hamba buang itu keluar maka hamba memenjarakannya dengan cara menyumbat mulut botol,” kata Abu Nawas ketakutan.
BACA JUGA:5 Daerah di Jawa yang Terkenal sebagai Penghasil Wanita Tercantik, Cantiknya Khas Banget
BACA JUGA:Sederet Manfaat dari Toge untuk Tubuh Manusia, Diantaranya dapat Mencegah Kanker
Tetapi Baginda tidak jadi marah karena penjelasan Abu Nawas memang masuk akal.
“Ha ha ha ha kau memang pintarAbu Nawas,” puji Baginda Raja. “Tapi, jangan keburu tertawa dulu, dengar dulu apa kata Abu Nawas, Baginda!” kata Abu Nawas selanjutnya. “Ya Abu Nawas!” sahut Baginda.
“Hamba sebenarnya cukup pusing memikirkan cara melaksanakan tugas memenjarakan angin ini,” kata Abu Nawas mulai melancarkan aksinya.
“Lalu apa maksudmu, Abu Nawas?” tanya Baginda Raja. “Hamba minta ganti rugi,” kata Abu Nawas lagi. “Kau hendak memeras seorang Raja?” hardik Baginda Raja. ‘Oh. bukan begitu Baginda,” kata Abu Nawas mulai cemas. "Lalu apa maumu?” tanya Baginda.
BACA JUGA:SELAMAT..!! 557 Mahasiswa Unbari Ikuti Prosesi Wisuda Tahun Akademik 2022-2023
BACA JUGA:Hibur Kader PDIP, Penyanyi Once Bawakan 3 Lagu di Puncak Bulan Bung Karno
"Baginda harus memberi saya hadiah berupa uang sekedar untuk bisa belanja dalam satu bulan,” pinta Abu Nawas memelas.
“Kalau tidak?” tantang Baginda.
“Kalau tidak hamba akan menceritakan kepada khalayak ramai bahwa Baginda telah dengan sengaja mencium kentut hamba!” kata Abu Nawas .
"Hah?" Baginda kaget dan jengkel tapi kemudian tertawa terbahak-bahak. "Baik permintaanmu kukabulkan!” kata Baginda Raja.
BACA JUGA:Heboh Hubungan Inses antara Ibu dan Anak di Bukittinggi, Sudah Berjalan 11 Tahun