Hal ini disampaikan oleh EGM Bandara Sultan Thaha Jambi, Siswanto.
Dirinya mengatakan, bahwa hal ini karena penerbangan di Bandara Sultan Thaha Jambi telah dilengkapi dengan alat landing otomatis, yaitu Instrument Landing System (ILS).
“Karena kita dilengkapi alat untuk landing otomatis yaitu ILS. Bandara Jambi sudah ada,” katanya.
BACA JUGA:5 Shio Punya Banyak Cuan, Uang Gak Bakal Habis hingga Tujuh Turunan, Yang Jauh jadi Mendekat
BACA JUGA:Merasa Paling Baik, Ini 7 Zodiak Sering Toxic, Suka Iri Sama Keberhasilan Orang Lain
Sehingga, menurut Siswanto bahwa jarak pandang tidak mengganggu, meskipun nantinya di abwah 2000 m.
“Gakpapa, karena pada prinsipnya, rata-rata visibility pilot itu 1.500 m,” ujarnya.
Untuk diketahui, ILS adalah alat bantu navigasi untuk membantu penerbang mendaratkan pesawatnya secara instrumen tepat pada landing area, terutama dalam kondisi cuaca buruk.
ILS adalah fasilitas bantu pendaratan pesawat ini merupakan salah satu prasarana penunjang operasi yang ada di bandar udara.
BACA JUGA:Tanggapi Diskresi Ditlantas Polda Jambi, Ini Kesepakatan dengan Perusahaan Batu Bara di Jambi
BACA JUGA:Udara sudah Tak Sehat, Dinkes bersama SMSI Muaro Jambi Bagikan Masker Gratis
Jarak Pandang di saat Kabut Asap
Jarak pandang di Bandara Sultan Thaha Jambi mengalami penurunan, seiring dengan memburuknya kondisi udara di Kota Jambi, pada Senin (4/9) pagi.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh EGM Bandara Sultan Thaha Jambi, Siswanto.
Dirinya mengatakan, bahwa visibility atau jarak pandang saat ini 2.900 m.
Di mana, normalnya visibility untuk penerbangan berada di atas 5.000 M dan visibility minimum 1.500 M.