Artinya, ke depan negara harus mengeluarkan anggaran sebesar itu untuk membiayai Pilpres 2024 putaran kedua, padahal anggaran sebesar itu bisa dialihkan untuk masalah sosial, kesehatan hingga pendidikan.
BACA JUGA:7 Zodiak Awet Muda, Selalu Berpikiran Positif dan Energik
BACA JUGA:Tak Bisa Sekolah, 16 Sekolah di Kabupaten Tebo Terendam Banjir
“Saya sudah dapat update informasi angkanya naik, 27 triliun. Bisa buat subsidi pendidikan, subsidi kesehatan, subsidi BBM, subsidi listrik, subsidi pupuk. Rp 17 triliuan biaya penyelenggaraan, Rp 10 triliun biaya keamanan. Ternyata untuk menjaga keamanan Indonesia ini dalam konteks pilpres Rp 10 triliun, jadi total Rp 27 triliun, itu bisa buat biaya pilkada September tahun 2024 yang akan datang,” bebernya.
Selain itu, lanjut Qodari, yang bisa menggagalkan pilpres sekali putaran adalah munculnya dinamika konflik yang tidak terkendali.
“Saya udah mulai melihat nih mulai ada konflik. Ada timsesnya Pak Prabowo ditembak, lalu kemudian ada simpatisan 03 bentrok atau jadi korban penganiayaan,” terangnya.
Karenanya, ia mengimbau tim Prabowo-Gibran jangan sampai terprovokasi dengan penggiringan opini atau isu-isu yang bisa membuat rusak demokrasi Indonesia. Pasalnya, saat ini hanya Prabowo-Gibran yang sering mendapat serangan isu-isu miring jelang waktu pencoblosan.
BACA JUGA:Sekda Provinsi Jambi Sudirman Pastikan Pembangunan Jalan Khusus PT SAS Tidak Rugikan Masyarakat
BACA JUGA:Sopir Batu Bara Seberang Kota Jambi Matangkan Rencana Aksi Demo di Kantor Gubernur Jambi
“Jadi kita fokus teman-teman. Pertama untuk menuju sekali putaran tinggal geser dikit nih 5 persen. Kedua, kita waspada nanti kalau ada provokasi-provokasi jangan dilayani,” pungkasnya. *