“Jadi saya kira beliau sedang berusaha keluar dari situasi yang tidak mengenakkan lah bahwa saya ini bagian dari pemerintahan tetapi kemudian saya kok nyerang pemerintahan,” ucap Qodari.
Qodari menepis alasan Mahfud mundur karena berkaitan etika, sebab jika berkaitan dengan etika seharusnya sudah mundur sejak pertama kali ditetapkan menjadi cawapres Ganjar oleh KPU.
“Jadi sebetulnya bapak ini mundur bukan karena mau menegakkan etika dan tidak mau terjadi conflict of interest, bapak itu cuman enggak nyaman aja gara-gara debat kedua kemarin, bapak tuh banyak nyerang dan mempersoalkan hal-hal yang notabenenya adalah menjadi tanggung jawab bapak sebagai Menkopolhukam gitu loh,” paparnya.
BACA JUGA:Jumat Berbagi, Polda Jambi Bagi-bagi Makan Siang Gratis untuk Warga
BACA JUGA:Mutasi di Polda Sulawesi Utara, Ini 4 Pejabat yang Diganti
“Jadi ketimbang menyelesaikan masalah publik menurut saya sebetulnya Pak Mahfud dengan segala hormat kepada sahabat saya ini juga ya beliau sebetulnya sedang menyelesaikan masalahnya sendiri itu yang pertama,” sambung Qodari.
Kedua, lanjut Qodari, mundurnya Mahfud sebagai strategi untuk menggenjot elektabilitas, namun sayangnya, Qodari memprediksi tidak akan banyak berpengaruh terhadap kenaikan elektoral.
Pasalnya Mahfud MD mundur di waktu yang sudah sangat terlambat.
“Yang kedua adalah soal mundurnya Pak Mahfud terhadap dinamika elektabilitas calon pasti kaitan ke sana, kalau kita bicara elektoral tentu untuk pastinya kita harus melihat survei yang dilaksanakan setelah pernyataan Pak Mahfud pada hari ini ya. Bahkan kalau bisa yang dilakukan setelah Pak Mahfud datang secara formal kepada Pak Jokowi,” tuturnya.
BACA JUGA:Mutasi di Polda Gorontalo, Ini Nama-namanya
Qodari menjelaskan hal berbeda mungkin akan berpengaruh terhadap peningkatan elektabilitas paslon nomor 3 jika Mahfud MD sudah mundur sejak lama, tidak menjelang pencoblosan yang tinggal dua minggu lagi.
“Karena kembali kepada poin saya yang pertama lain ceritanya kalau Pak Mahfud itu mundur dari awal dia akan punya moral standing yang sangat berbeda dengan sekarang ini. Kalau istilah teman saya Pak Mahfud ini ibarat orang puasa ya puasa itu enggak makan minum kan dari imsak, ini sudah masuk ashar baru puasa,” ungkapnya.
“Kalau saya sudah imsak sudah enggak minum lagi biasanya untuk jaga-jaga kan kewaspadaan ya kira-kira begitulah, ini sudah lewat subuh, sudah lewat zuhur sudah ashar baru enggak makan minum jadi orang bilang anda ini puasanya di mana,” tukas Qodari. *