JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Tim PPK Ormawa GEMPITA KAT (Gerakan Merangkul Mimpi dan Cita Komunitas Adat Terpencil) dari Universitas Jambi telah mengimplementasikan program pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Bukit Suban.
Program ini, bagian dari inisiatif PPK Ormawa (Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan), bertujuan untuk meningkatkan kapasitas organisasi kemahasiswaan melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang didukung oleh perguruan tinggi.
Dalam program "Desa Sehat", tim merancang kegiatan berupa pembuatan pupuk organik dan budidaya tanaman hortikultura. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu memperbaiki status gizi masyarakat SAD di Desa Bukit Suban.
Program ini menargetkan kepala keluarga sebagai penerima manfaat utama, sementara ibu rumah tangga dan anak-anak juga menjadi sasaran program lanjutan dan tambahan.
BACA JUGA:Khusus Penderita Diabetes,Sebaiknya Hindari 8 Makanan Alami Ini
BACA JUGA:Kebakaran Lahan di Penyengat Rendah, Api Makin Membesar, Warga: Dak Telap di Mobil Pemadam Keknyo
Ketua Tim PPK Ormawa Gempita KAT Universitas Jambi, Ridhatul Fitri, menjelaskan bahwa program ini mencakup beberapa aspek penting.
Salah satu program utama adalah pembuatan pupuk organik yang memanfaatkan sisa sayuran dan buah-buahan busuk, yang kemudian dicampur dengan gula merah.
"Untuk budidaya tanaman hortikultura, kami fokus pada tiga jenis tanaman, yaitu sawi manis, sawi pahit, dan kangkung. Selain itu, kami juga melakukan sosialisasi terkait gizi seimbang dan pengelolaan sayuran kepada ibu rumah tangga. Bagi anak-anak, kami mengadakan kegiatan belajar mengajar secara rutin," ungkap Ridhatul Fitri.
Tim PPK Ormawa GEMPITA KAT ini terdiri dari 15 mahasiswa yang berasal dari dua program studi, yaitu Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Teknik Pertanian.
BACA JUGA:Jumiwan Maidani Hadiri Penutupan Turnamen Domino di BTN Lintas Asri
BACA JUGA:Gudang Minyak di Kota Jambi Terbakar? Ini Penjelasan Kapolresta Jambi
Dalam pelaksanaan program, tim dibimbing oleh Dr. Asparian, serta didampingi oleh Fachruddiansyah Muslim, sebagai dosen pendamping lapangan. Partisipasi tim dalam program ini bertujuan untuk memperbaiki status gizi masyarakat SAD melalui pendekatan pemberdayaan, edukasi, dan pelatihan.
Ridhatul Fitri juga menambahkan bahwa meski setiap program memiliki tantangan, seperti rendahnya partisipasi masyarakat SAD pada awalnya, tim berhasil mengatasinya melalui pendekatan komunikasi yang efektif. Menurutnya, komunikasi yang baik menjadi kunci keberhasilan program ini.
"Setiap program pasti menemui tantangan, termasuk dari kami sendiri. Salah satu tantangan utama adalah membangun partisipasi aktif dari masyarakat SAD, yang membutuhkan pengenalan dan pendekatan lebih intens. Namun, komunikasi menjadi kunci untuk melancarkan jalannya program," tutup Ridhatul Fitri.