JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Memendam perasaan adalah hal yang sering dilakukan banyak orang, terutama ketika mereka merasa sulit atau tidak nyaman untuk mengungkapkan emosi mereka.
Tindakan ini sering kali disebabkan oleh berbagai faktor, seperti takut akan penilaian orang lain, ketidakmampuan berkomunikasi, atau bahkan budaya dan lingkungan yang kurang mendukung ekspresi emosi.
Namun, menahan perasaan dalam jangka panjang bisa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan mental dan fisik seseorang.
Menurut penelitian psikologi, emosi yang tertahan bisa menyebabkan stres kronis, yang pada gilirannya dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.
Stres berlebihan dapat memicu peningkatan hormon kortisol, yang jika terus-menerus berada dalam kadar tinggi, bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, masalah jantung, dan gangguan tidur.
BACA JUGA:Interstellar: Eksplorasi Luar Angkasa yang Menggugah Pikiran dan Emosi
BACA JUGA:Dua Pekerja Penggali Sumur dan Dua Penolong Tewas Terjatuh di Sumur Mendalo Indah, Jambi
Selain itu, memendam perasaan dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi. Ketika seseorang terus-menerus menahan emosi negatif, seperti marah atau sedih, mereka lebih rentan terhadap gangguan suasana hati yang dapat merusak kualitas hidup mereka.
Dampak dari memendam perasaan juga berpengaruh terhadap hubungan interpersonal. Seseorang yang tidak bisa mengekspresikan perasaannya mungkin mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, dan hal ini bisa mengakibatkan ketegangan atau bahkan konflik dalam hubungan.
Emosi yang tidak terungkap bisa menyebabkan orang merasa tidak dipahami, yang dapat menimbulkan perasaan kesepian dan isolasi sosial. Padahal, mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat adalah kunci untuk membangun hubungan yang lebih erat dan saling memahami.
Dalam jangka panjang, menahan perasaan juga dapat mengurangi kualitas hidup secara keseluruhan. Rasa cemas yang terus dipendam bisa mengganggu konsentrasi, produktivitas, dan bahkan menghambat seseorang dalam mencapai potensi maksimalnya.
Oleh karena itu, psikolog sering menyarankan pentingnya keterampilan mengelola emosi, seperti berbicara dengan teman terpercaya, melakukan journaling, atau menemui profesional kesehatan mental untuk bimbingan lebih lanjut.
BACA JUGA:Diskusi Kenaikan Upah Minimum Memanas: Tantangan dan Dampak Bagi Pengusaha dan Pekerja
BACA JUGA:Mengungkap Misteri Deja Vu: Fenomena Ilusi Memori yang Seakan-akan Pernah Terjadi
Melalui pendekatan ini, seseorang dapat belajar untuk memahami dan mengungkapkan perasaannya tanpa merasa terbebani.