Misalnya, dalam video atau foto, pengguna bisa memadukan pakaian berpotongan klasik, warna-warna netral, atau aksesori minimalis, yang menunjukkan sisi anggun tetapi tidak mencolok.
Tidak hanya dalam konteks fashion, "demure" juga sering kali digunakan untuk menampilkan kepribadian atau sikap tertentu.
Kata ini bisa menjadi semacam "label" gaya hidup bagi mereka yang ingin menunjukkan sisi tenang, penuh ketenangan, dan mindful terhadap sekitarnya.
Dalam media sosial, hal ini sering dikaitkan dengan budaya mindful living, yaitu hidup penuh kesadaran dan menghargai kesederhanaan.
BACA JUGA:Erick Thohir Dorong Pembentukan Bullion Bank untuk Optimalkan Ekosistem Emas Indonesia
BACA JUGA:Dampak Menjadi Orang ‘Gak Enakan’ Terhadap Kesehatan Mental dan Fisik
Kata "demure" menjadi populer di media sosial bukan tanpa alasan. Di tengah era digital yang seringkali penuh dengan tampilan yang berlebihan, istilah ini menjadi alternatif untuk menggambarkan gaya hidup atau fashion yang lebih sederhana dan penuh keanggunan.
Bagi banyak pengguna, "demure" adalah bentuk ekspresi diri yang menunjukkan bahwa seseorang bisa tetap menawan tanpa harus menonjol secara berlebihan. Kecenderungan ini sejalan dengan tren minimalisme dan mindful living yang semakin diminati banyak orang.
Secara keseluruhan, penggunaan kata "demure" dalam konteks media sosial memberi pengaruh pada bagaimana seseorang menampilkan citra diri yang sederhana, anggun, dan penuh kesadaran.
Tidak mengherankan jika istilah ini menjadi tren yang semakin disukai, terutama bagi mereka yang ingin tampil elegan tanpa kehilangan sisi sederhana dan rendah hati.