Ekonomi Jepang Alami Kontraksi Terbesar dalam Delapan Bulan: Apa Penyebabnya?

Kamis 05-12-2024,10:05 WIB
Reporter : Rilect
Editor : Rilect

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Perekonomian Jepang kembali menghadapi tantangan besar dengan sentimen negatif yang terus mendominasi. Pada Senin 2 November 2024, laporan terbaru dari au Jibun Bank menunjukkan bahwa Indeks Manajer Pembelian (PMI) untuk November 2024 menyusut pada tingkat tercepat dalam delapan bulan terakhir.

PMI Jepang turun ke angka 49,0 pada November, merosot dari 49,2 pada Oktober. Angka ini menjadi level terendah sejak Maret 2024. Dengan indeks berada di bawah ambang batas 50,0, hal ini menandakan adanya kontraksi yang terus terjadi.

"Kinerja sektor manufaktur Jepang lesu pada bulan November," kata Usamah Bhatti di S&P Global Market Intelligence.

Kontraksi ini dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk lemahnya permintaan domestik dan internasional. Ekspor barang baru juga terus menurun selama 33 bulan berturut-turut, mencerminkan berkurangnya permintaan global.

BACA JUGA:Waktu Terbaik untuk Mendapatkan Tiket Pesawat Murah

BACA JUGA:Sikap Partai Gerindra Terhadap Kontroversi Gus Miftah dan Pedagang Es

Di sektor manufaktur, perusahaan terpaksa mengurangi produksi akibat melemahnya permintaan, terutama di industri semikonduktor dan otomotif. Output mencatat penurunan tercepat sejak April 2024. Bahkan, tingkat ketenagakerjaan menyusut untuk pertama kalinya dalam sembilan bulan terakhir.

Selain itu, biaya input tetap tinggi akibat meningkatnya harga tenaga kerja, logistik, dan bahan baku impor. Hal ini memaksa perusahaan untuk menaikkan harga jual demi melindungi margin keuntungan mereka.

Menurut data pemerintah Jepang, inflasi konsumen inti di Tokyo meningkat pada bulan November, tetap di atas target Bank Jepang sebesar 2%. Kenaikan harga ini menjadi salah satu tekanan utama bagi ekonomi Jepang, terutama karena sebagian besar biaya disebabkan oleh faktor eksternal.

"Meskipun permintaan lemah, produsen tetap positif tentang prospek bisnis mereka dengan tingkat kepercayaan meningkat ke level tertinggi dalam tiga bulan, didukung oleh harapan untuk peluncuran produk baru dan pemulihan ekonomi yang luas," tambah data pemerintah tersebut menunjukkan.

BACA JUGA:2012: Film Bencana yang Mengguncang Emosi dan Imajinasi

BACA JUGA:Kepribadian Menarik Zodiak Cancer: Sensitivitas yang Memikat Hati

Meski situasi saat ini penuh tantangan, produsen masih optimis terhadap masa depan. Data pemerintah menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan bisnis meningkat ke level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Harapan ini didorong oleh peluncuran produk baru serta prospek pemulihan ekonomi yang lebih luas.

Dengan berbagai tekanan yang dihadapi, Jepang dihadapkan pada tugas besar untuk mengatasi tantangan ekonomi saat ini sambil tetap menjaga stabilitas dan kepercayaan investor terhadap masa depan ekonominya.

Kategori :