JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID – Memasuki fase baru sebagai seorang ibu bukanlah hal mudah. Di tengah perubahan fisik dan emosi pasca persalinan, seorang psikolog dari Bethsaida Hospital Gading Serpong, Joice Novita Kristianto, S.Psi., menekankan pentingnya memberikan ruang pribadi bagi ibu baru untuk melakukan perawatan diri sebagai langkah awal menjaga kestabilan psikologis.
Menurut Joice, memberikan waktu untuk melakukan aktivitas menyenangkan seperti mandi air hangat, tidur cukup, merawat kulit, hingga menikmati waktu hening tanpa gangguan adalah bentuk self-care yang sangat penting.
“Banyak ibu merasa bersalah saat ingin istirahat sejenak. Padahal, menyisihkan waktu untuk diri sendiri bukan bentuk keegoisan, melainkan investasi penting demi menjaga kewarasan dan kebahagiaan keluarga,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Ia menambahkan bahwa perubahan hormonal dan tekanan pasca melahirkan dapat memicu gangguan mental seperti baby blues bahkan depresi postpartum jika tidak diantisipasi sejak awal. Karena itu, menciptakan jeda untuk merawat diri dan berbicara dengan profesional seperti psikolog bisa menjadi pelindung dari risiko gangguan psikologis.
BACA JUGA:Tok! Dedy Putra-Tri Wahyu Ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Periode 2025-2030
Lebih jauh, Joice mengingatkan bahwa dukungan dari lingkungan terdekat, terutama pasangan, memiliki peranan vital dalam proses pemulihan ibu. Keterlibatan suami dalam mengurus bayi, menyediakan waktu istirahat untuk ibu, atau sekadar menjadi pendengar yang baik dapat sangat membantu menjaga stabilitas emosi ibu.
“Ketika pasangan ikut aktif, ibu merasa tidak sendiri. Ini menjadi penyangga emosional yang sangat kuat,” ujarnya.
Mendukung hal ini, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Pitono, menegaskan bahwa rumah sakit kini memiliki Women’s Health Center yang dirancang khusus untuk memberikan perawatan menyeluruh bagi ibu pasca-melahirkan, mulai dari aspek fisik hingga mental.
“Kami paham bahwa kelahiran anak tidak hanya memerlukan pemulihan fisik, tetapi juga mental. Maka dari itu, kami hadirkan layanan terpadu yang bisa membantu ibu menghindari risiko seperti depresi postpartum,” kata Pitono.
BACA JUGA:Dorong Ekonomi Kerakyatan, BRI Salurkan KUR Senilai Rp42,23 Triliun Hingga Akhir Maret 2025
BACA JUGA:Ketahuan Sentrum Ikan di Sungai Batanghari, 2 Warga Legok Diamankan Ditpolairud Polda Jambi
Fenomena pentingnya self-care pasca persalinan kini juga menjadi perhatian dunia. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa satu dari lima ibu mengalami gangguan kesehatan mental setelah melahirkan. Negara-negara maju bahkan mulai memasukkan perawatan mental ibu sebagai bagian dari standar layanan kesehatan ibu dan anak.
Di Indonesia, kampanye soal pentingnya kesehatan mental ibu baru mulai digaungkan secara serius dalam beberapa tahun terakhir. Dengan meningkatnya kesadaran ini, diharapkan para ibu tidak lagi merasa bersalah ketika mengambil jeda untuk menyembuhkan diri.
“Perjalanan menjadi ibu harus dimulai dengan kondisi mental yang kuat. Hanya dengan ibu yang sehat secara emosional, keluarga bisa tumbuh harmonis,” tutup Joice.