JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, KOTA JAMBI, JAMBI – Mahasiswa Jambi terus mendesak Pemprov Jambi, untuk percepatan pembuatan jalur truk batu bara di Provinsi Jambi. Pasalnya, semakin hari semakin banyak korban jiwa. Ratusan mahasiswa Jambi kembali turun ke jalan untuk mendesak pemerintah, Jumat (12/11) pukul 14.00.
Mereka melakukan aksinya di depan gedung DPRD Provinsi Jambi, mereka terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Minangkabau Provinsi Jambi, Himpunan Mahasiswa Bungo Jambi, Ikatan Mahasiswa Sarolangun dan lain sebagainya.
Mereka merupakan mahasiswa gabungan dari Universitas Jambi, Universitas Islam Negeri (UIN) dan Mahasiswa dari Universitas Batanghari. “Kita terus mendesak pemerintah untuk mempercepat jalur khusus batu bara,” kata Alvin, salah satu orator di depan gedung DPRD Provinsi Jambi.
Mereka menyuarakan aksinya untuk didengarkan pemangku kepentingan dalam hal ini Gubernur Jambi dan ketua DPRD Provinsi Jambi. Sekitar 30 menit menyuarakan aspirasinya, pejabat belum juga menemui peserta unjuk rasa. Ini membuat massa menjadi kesal.
“Apakah pemerintah ingin melihat kepala masyarakat yang pecah lagi terlindas batu bara, baru kalian ingin bertindak,” sebutnya. Merasa lama menunggu, ratusan mahasiswa yang melakukan unjuk rasa tersebut mendesak untuk masuk ke gedung DPRD Provinsi Jambi.
Mereka mendorong aparat polisi yang berada di depan gedung DPRD, sehingga terjadi aksi saling dorong dengan petugas. Tak lama, berkisar lima menit melakukan aksi saling dorong, ratusan mahasiswa tersebut mundur, tak mampu menerobos petugas.
“Hati-hati, jangan terprovokasi, kita harus menyampaikan aspirasi tanpa provokasi,” teriak seorang mahasiswa yang menenangkan massanya. Tak lama berselang, sekitar 14.45 Kapolda Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo turun dari gedung DPRD menemui massa. Kata dia, di hadapan peserta unjuk rasa, saat ini sudah ada beberapa mahasiswa yang tewas akibat truk batu bara. Namun, persoalannya, kecelakaan lalu lintas itu bukan hanya karena truk batu bara.
“Terakhir kemaren, di Mendalo, Kabupaten Muarojambi ada mahasiswi yang tewas karena di tabrak mobil tengki CPO, bukan batu bara, memang sebelumnya ada juga yang disebabkan batu bara,” jelasnya.
Rachmad juga merasa prihatin laka lantas masih terus terjadi, persolan ini harus diselesaikan termasuk truk batu bara salah satu yang kerap terjadinya kecelakaan. Di Jambi ada 54 orang yang tewas dari 80 kasus tabrak lari di Jambi.
“Jadi ini bukan masalah batu bara saja, akan tetapi juga ada maasalah lainnya, mobil yang kita tindak juga sudah cukup banyak,” tambahnya. Kata dia, pihaknya sudah mendirikan pos pemantauan batu bara di kawasan Pijoan, Kabupaten Muarojambi. “Yang saya hadapi ini adalah mahasiswa terpelajar, kalian juga harus tahu, kalau di Jambi ini hampir semua angkutan barang yang dibawa melebihi kapasitasnya. Jadi ini yang harus kita hadapi bersama,” kata dia.
Dia juga mengajak mahasiswa untuk mengawasi jika terdapat kesalahan atau mobil yang melanggar aturan. “Sekarang kita sudah bekerja, seperti pak gubernur, saya minta kalian juga mengawasi ini,” tandasnya.
Tak lama, Gubernur Jambi Al Haris dan Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto turun menemui peserta aksi. Dia menyampaikan, untuk mengatasi persoalan truk batu bara ini, pihaknya akan mencari solusi terbaik. Senin besok, pihaknya akan mengumpulkan para sopir truk batu bara.
“Kalau untuk jangka pendeknya kita akan melakukan penertiban dan meminta kepada mereka untuk mengurangi muatannya,” kata dia. Menjadi Gubernur Jambi, Haris tak ingin membuat masyarakatnya kecewa. Dia akan terus memaksimalkan kinerja dan memberikan kenyamanan untuk masyarakatnya.
“Kita berikan solusi terbaik, karena sopir truk batu bara juga punya keluarga untuk menghidupi keluarga, jadi tidak mungkin juga kita menghalangi mereka untuk kerja,” tandasnya. (slt/rib)