JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID, JAKARTA - Curhat soal kepala daerah yang tidak menyambutnya ketika melakukan kunjungan kerja, Ketua DPR RI Puan Maharani banjir cibiran.
"Persoalan sambut menyambut seharusnya sudah diminimalkan. Pemimpin itu bukan untuk dihormati, tapi bekerja untuk kepentingan rakyatnya,” kata pengamat politik Jamiluddin Ritonga, Jumat (11/2).
Menurutnya, di era demokrasi masa pandemi Covid-19, seremonial sambutan harus diminimalkan. Apalagi, jika sekadar untuk mencari rasa dihormati.
Dikutip dari radartegal.com, Jamiluddin menambahkan, sikap dan curhatan Puan tersebut tidak patut dicontoh lantaran saat ini pemimpin yang gila hormat tidak dibutuhkan lagi oleh masyarakat.
"Karena itu, pemimpin yang gila hormat sudah tak layak di negara demokrasi. Pemimpin seperti ini hanya wah di seremonial tapi minim prestasi kerjanya,” katanya.
Menurutnya, cara Puan yang seolah meminta selalu disambut kepala daerah saat kunjungan kerja sebagai bentuk otoritarian.
"Pemimpin bangga dielu-elukan rakyat dan pejabat daerah. Apa ini yang memang dikehendaki Puan?” tutupnya.(radartegal.com)